Minggu, 08 Mei 2016

LAPORAN ILMIAH “PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI”

LAPORAN ILMIAH
PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI



 GURU PEMBIMBING :

Qomariah, S.Pd

DISUSUN OLEH :
1.       Ayu Sintia Dewi
2.       Nikmah Hidayah
3.       Dewi Hasanatun Mubarokah
4.       Sofa Fudin
5.       Agus Supriadi
6.       Wayan Dias Ayu Lestari
7.       Alfina Rosania Putri


  
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
SMK NEGERI 1 BAYUNG LENCIR
TAHUN AJARAN 2015/2016




KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat-Nya, karena penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit”
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa, masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan oleh penulis demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.


Bayung Lencir, Oktober 2015



Penyusun




DAFTAR ISI


Halaman Judul                                                                                            i
Kata Pengantar                                                                                            ii
Daftar Isi                                                                                                        iii
BAB I PENDAHULUAN                                                                              1
A.   Latar Belakang                                                                             1
B.   Rumusan Masalah                                                                      2
C.   Tujuan Penelitian                                                                                    2
D.   Manfaat Penelitian                                                                      2
BAB II LANDASAN TEORI                                                                         3
A.   Tanaman Cabai                                                                            3
B.   Syarat Tumbuh Tanaman Cabai                                               4
C.   Pedoman Teknis Budidaya Cabai                                            4
D.   Teknik Penanaman                                                                     7
E.   Pemeliharaan Tanaman                                                             7
F.   Pemupukan Susulan                                                                  8
G.   Pengairan                                                                                     8
BAB III METODE PENELITIAN                                                                 9
A.   Objek dan Sampel Penelitian                                                    9
B.   Lokasi Penelitian                                                                         9
C.   Waktu Penelitian                                                                          9
D.   Variabel Penelitian                                                                      9
E.   Unit Perlakuan                                                                             10
BAB IV PEMBAHASAN                                                                              11
A. Tabel Hasil Pengamatan                                                             11
B. Analisa Data                                                                                   13
BAB V Kesimpulan                                                                                                 16
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                17
LAMPIRAN                                                                                                   18


BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang Masalah
          Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia. Bagi manusia dan hewan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
          Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkecambahan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan bewarna pucat (tidak hijau). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang baik lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.
          Misalnya saja pada tanaman cabai rawit. Bagi masyarakat Asia khususnya penduduk Indonesia tanaman cabai rawit adalah tanaman yang sangat penting. Dikarenakan Indonesia sangat terkenal dengan masakan yang berbumbu sangat pedas. Selain itu Indonesia adalah Negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Selain itu sebagian besar penduduk Indonesia juga mempunyai lahan yang ditanami rempah-rempah dan kebutuhan sehari-hari khususnya cabai rawit.
          Namun dibalik segala kegunaannya pertumbuhan cabai rawit yang baik itu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan cabai rawit.

B.        Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit ?

C.        Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai rawit.

D.        Manfaat Penelitian
Manfaat yang kami ambil adalah kami dapat mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan cabai rawit.



BAB II
LANDASAN TEORI

A.        Tanaman Cabai
Fisiologi tumbuhan adalah suatu bidang ilmu yang mengkaji fenomena-fenomena penting di dalam tumbuhan. Dalam kajian ini dipelajari proses dan fungsi yang menyangkut tanggapan tumbuhan terhadap perubahan-perubahan lingkungan, dan pertumbuhan serta perkembangannya sebagai hasil dari respon tersebut. Proses berarti suatu kejadian di alam yang terjadi secara berkesinambungan. Contoh proses yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan misalnya fotosintesis, respirasi, penyerapan ion, angkutan, membuka dan menutupnya stomata, asimilasi, transpirasi, perbungaan dan pembentukan biji. Fungsi menunjukkan aktivitas benda-benda di alam, apakah itu sel, jaringan, organ, bahan-bahan kimia atau apa saja. Tugas kedua fisiologi tumbuhan adalah menjabarkan dan menjelaskan fungsi setiap jenis organ, jaringan, sel dan organ seluler dalam tumbuhan dan juga fungsi setiap komponen kimia, apakah itu ion, molekul atau makromolekul. Tetapi oleh karena itu proses-proses dan fungsi-fungsi tersebut sangat tergantung dan termodifikasi oleh faktor-faktor lingkungan seperti cahaya dan suhu, maka tugas ketiga fisiologi tumbuhan adalah menjabarkan dan menjelaskan bagaimana proses-proses dan fungsi-fungsi tadi dapat bereaksi terhadap perubahan lingkungan (Sastamihardja, 1996).
Inti sari dari semua sasaran fisiologi tumbuhan adalah untuk menyusun secara detil dan luas (comprehensive) semua kejadian alam yang terjadi dalam tumbuhan sehingga kita mengerti pertumbuhan, perkembangan dan gerak yang terjadin pada tumbuhan.
Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum frustescens. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Tanaman cabe banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di Negara asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni Cabe besar, cabe keriting, cabe rawit dan paprika. Secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat, Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C. Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu.

B.        Syarat Tumbuh Tanaman Cabe
§    Di tanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl.
§    Cabe dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi.
§    Dapat ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air.
§    pH tanah yang optimal antara 5,5  sampai 7.
§    pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.

C.        Pedoman Teknis Budidaya Cabe
Tahap awal budidaya cabe Yaitu :
§    membuat persemaian guna menyiapkan bibit tanaman yang sehat, kuat dan seragam sebagai bahan tanam di lapangan.
§    media semai yang dipergunakan hendaknya mempunyai struktur yang remah, tidak menahan air dan cukup nutrisi.
§    bahan yang dapat digunakan adalah campuran kompos, tanah, dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Untuk menambahkan nutrisi berikan pupuk NPK grand S-15 sebanyak 80 gram yang telah dihaluskan untuk tiap 3 ember campuran bahan tersebut.
§    setelah bahan tercampur, masukkan bahan pada kantung plastik dengan ukuran 8 x 9 cm sampai 90 % penuh, dan buat lubang pembuangan air pada plastik bagian bawah yang telah terisi media.
§    mengatur media pada bedeng semai yang telah disiapkan. Bedeng semai dibuat dengan tinggi 20 – 50 cm dengan lebar 80 – 100 cm dan panjang menyesuaikan kondisi. Arah bedengan diatur membujur utara selatan dengan memberikan atap penutup dari plastic dengan tiang penyangga bagian timur 100 cm dan bagian barat 80 cm atau atap dapat dibuat dengan model ½ lingkaran . Hal ini dimaksudkan agar bibit yang tumbuh cukup mendapatkan sinar matahari sehingga  tidak mengalami etiolasi.
§    Langkah selanjutnya adalah pemeraman benih yang bertujuan untuk mengecambahkan benih. Media pemeraman yang digunakan adalah kain handuk atau 3 – 5 lapis kertas merang yang disemprot dengan larutan fungisida Victory dengan kosentrasi 3 gram / liter. Benih ditaburkan secara merata pada media dan diusahakan tidak menumpuk. Benih yang digunakan sebaiknya benih cabe hibrida yang telah diberi perlakuan pestisida.
§    Media digulung atau dilipat dan disimpan dalam suhu kamar. Untuk menjaga kelembaban media peram, semprotkan air dengan handspray setiap pagi dan sore. Setelah 4 sampai 7 hari, benih akan mengeluarkan radikula atau calon akar. Dengan bantuan penjepit, benih yang telah mengeluarkan calon akar di tanam pada media semai yang  disiram terlebih dahulu
§    Setiap pagi dan sore persemaian perlu disiram. Untuk mencegah gangguan cendawan, semprot persemaian dengan fungisida Starmyl 25WP dan Victory 80WP secara bergantian dengan konsentrasi 0,5 gram / liter. Untuk mencegah gangguan hama persemaian, semprot dengan insektisida winder 100ec dengan konsentrasi 0,5 cc / liter.
§    Persemaian juga dapat dilakukan dengan meletakkan benih secara langsung pada media semai tanpa diperam terlebih dahulu.
-           syarat pupuk kandang yang baik adalah
§    tidak berbau
§    tidak panas
§    berwarna kehitam hitaman , dan benar – benar sudah matang
-            jarak tanaman cabe rawit sebagai berikut
§    50 x 100 cm
§    60 x 70 cm
§    50 x 90 cm
-           cara pembuatan  jarak tanaman
§    pasang tali kenca ( pelurus ) sejajar dengan panjang bedeng , kira-kira 10 cm dari tepi bedeng
§    ukur jarak tanaman yang diinginkan pada sepanjang tali kencana tersebut
§    buat lubang tanaman sesuai dengan jarak tanaman tersebut , kemudian beri pupuk besar
§    campurkan ketiga pupuk buatan hingga rata dan masukan pada setiap lubang yang telah dibuat

-           syarat pupuk kandang yang baik
-           jarak tanaman cabe rawit yaitu 50 x 100 cm, 60 x 70 cm, 50 x 90 cm
-           cara pembuatan  jarak tanaman

 
D.        Teknik Penanaman
Jarak  tanam yang digunakan adalah 50 – 60 cm jarak antar lubang dan 60 – 70 cm untuk jarak antar barisan dengan pola penanaman model segitiga atau zig-zag.
-      Pembuatan lubang tanam sedalam 8 sampai 10 cm dilakukan bersamaan dengan pembuatan lubang pada mulsa yang berpedoman pada pola yang dipakai dan sesuai jarak tanam yang dianjurkan .
-      Pembuatan lubang pada mulsa dapat juga menggunakan system pemanasan dengan menggunakan kaleng dengan diameter kurang lebih 8 – 10 cm. Lubang tanam dibuat dengan cara menugal tanah sedalam 8 – 10 cm.
-      Bibit cabe dipersemaian yang telah berumur 15 – 17 hari atau telah memiliki 3 atau 4 daun, siap dipindah tanam pada lahan. Semprot bibit dengan fungisida dan insektisida 1 – 3 hari sebelum dipindahtanamkan untuk mencegah serangan penyakit jamur dan hama sesaat setelah pindah tanam
-      Seleksi dan pengelompokan bibit berdasarkan ukuran besar kecil dan kesehatanya. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pada saat cuaca tidak terlalu panas, dengan cara merobek kantong semai dan diusahakan media tidak pecah dan langsung dimasukkan pada lubang tanam.
-      Kemudian lakukan pemasangan lanjaran atau ajir, dipasang di samping lubang tanam.

E.        Pemeliharaan Tanaman
          Setelah tanaman berumur 7 – 14 hst , tanaman yang tidak dapat tumbuh dengan normal atau mati perlu dilakukan penyulaman dengan bibit yang masih ada di persemaian. Jika pada lubang tanam tumbuh gulma, maka perlu dilakukan penyiangan dengan cara mencabut . Pengendalian gulma perlu dilakukan pada gulma yang tumbuh di parit dengan menggunakan cangkul atau dengan herbisida Rambo 480AS. Pada saat aplikasi nozelnya perlu diberi sungkup agar semprotan herbisida tidak mengenai tanaman cabe.
          Pengikatan dilakukan saat tanaman umur 10 – 15 hst dengan mengikatkan batang yang berada dibawah cabang utama dengan tali plastic pada lanjaran atau ajir. Pada saat tanaman berumur 30 – 40 hst, ikat tanaman diatas cabang utama dan ikat juga pada saat pembesaran buah yaitu pada umur 50 -60 hst.

F.        Pemupukan Susulan
-      Pupuk yang diberikan adalah pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 200 Kg/Ha. Jenis dan Dosis Pupuk Makro disesuaikan dengan jenis tanah, varietas dan kondisi daerah menurut acuan dinas pertanian setempat. Berikut salah satu alternatif :
Jenis Pupuk
Pemupukan Susulan (kg/ha)
Umur 15 hari
Umur 25 hari
Umur 35 hari
Umur 45 hari
Urea
75
75
75
75
SP-36
50
-
-
-
KCl
-
75
100
75

G.        Pengairan
          Pengairan dilakukan setiap 7 – 10 hari atau tergantung kondisi lahan dengan cara menggenangi atau leb. Pada waktu pelepasan air dari petak penanaman harus dilakukan dengan pelan agar tidak terjadi  pencucian pupuk dari bedeng tanaman.




BAB III
METODE PENELITIAN

A.        Objek dan Sampel Penelitian
Objek penelitian yaitu biji cabai yang akan diteliti sedangkan sampel penelitian yaitu tanaman cabai yang dibeli di pasar.

B.        Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian didalam ruangan dan diteras/halaman rumah.

C.        Waktu Penelitian
Percobaan dilakukan dalam kurun waktu satu bulan.

D.        Variabel Penelitian
Variabel atau faktor penelitian memiliki peranan sangat penting dalam suatu penelitian. Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian. Ada juga yang menganggap variabel sebagai gejala sesuatu yang bervariasi. Variabel dibedakan menjadi:
1.         Variabel bebas yaitu variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah cahaya matahari.
2.         Variabel terikat  yaitu faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah kecepatan tinggi tanaman.
3.         Variabel Kontrol yaitu variabel yang dinetralisasi yang diidentifikasi sebagai variabel kontrol atau kendali, atau variabel kontrol adalah variabel yang diusahakan untuk dinetralisasi oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel kontrol adalah gelas plastic bekas air mineral, ukuran gelas, berat tanah, jenis/media tanah, interval penyiraman, jumlah air yang disiramkan dan jenis biji cabai.

E.        Unit Perlakuan
Pada biji cabai “X” diletakkan ditempat yang tidak terkena sinar matahari yaitu didalam ruangan. Sedangkan biji cabai “Y” diletakkan ditempat yang langsung terkena sinar matahari yaitu diteras/halaman rumah.





BAB IV
PEMBAHASAN

4.1    Tabel Hasil Pengamatan
Hari ke-
Tanggal
Perlakuan dan perubahan yang terjadi
21 September 2015
Melakukan perendaman bibit cabe rawit untuk memilih bibit yang baik.
22 September 2015
Menyemai bibit ke tanah pupuk yang sudah jadi.
23 September 2015
Tidak ada perubahan
24 September 2015
Tidak ada perubahan
25 September 2015
Tidak ada perubahan
26 September 2015
Tidak ada perubahan
27 September 2015
Tidak ada perubahan
28 September 2015
Tidak ada perubahan
29 September 2015
Tidak ada perubahan
30 September 2015
Biji nampak mulai memecah dengan diawali tumbuhnya bintil akar.
1 Oktober 2015
Biji tetap dalam keadaan sama namun ada biji lain yang mulai berjamur.
2 Oktober 2015
Ujung permukaan kulit biji terlihat berwarna putih.
3 Oktober 2015
Mulai muncul kecambah, dan bakal batang berwarna putih kehijauan.
4 Oktober 2015
Bakal batang dan bakal daun mulai nampak lebih jelas.
5 Oktober 2015
Bakal batang dan bakal daun mulai bertambah lebih jelas darihari sebelumnya.
6 Oktober 2015
Bakal batang pada biji mulai memanjang dengan panjang 0,4 cm.
7 Oktober 2015
Tidak ada perubahan
8 Oktober 2015
Daunnya mulai membuka, dan bakal batang mulai terlihat lebih jelas lagi.
9 Oktober 2015
Panjang batangnya 1,2 cm
10 Oktober 2015
Panjang batangnya 1,2 cm, daun membuka lebar
11 Oktober 2015
Panjang batang tidak ada perubahan.
12 Oktober 2015
Daunnya mulai terlihat jelas
13 Oktober 2015
Jumlah daun ada 2 helai
15 Oktober 2015
Panjang batangnya bertambah menjadi 2,2 cm.
16 Oktober 2015
Tinggi batang 3 cm dan warna daun hijau
17 Oktober 2015
Tinggi batang bertambah menjadi 3,1. untuk daunnya tidak ada perubahan
18 Oktober 2015
Tidak ada perubahan baik pada batang maupun pada daunnya
19 Oktober 2015
Jumlah daun ada 4 dan terlihat ada daun muda yang akan menjadi daun
20 Oktober 2015
Tinggi batang bertambah menjadi 3,2. untuk daunnya terlihat daun muda berjumlah 2

4.2    Analisa data
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terlihat jelas bahwa tanaman cabe rawit (Capsicum frustescens) yang di tanam kurang subur dikarenakan pada percobaan ini tanaman cabe di tanam di dalam pot. Sudah terlihat jelas pada tabel diatas bahwa pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman cabe rawit kurang subur. Mungkin dikarenakan kurang perwatan yang efektif. Seharusnya tanaman cabe ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air. Permukaan tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0 sampai 10 derajat serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi. pH tanah yang optimal antara 5,5  sampai 7. Tanaman cabe rawit merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum frustescens.
Perdu setahun, percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masa.k berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan..Cabal rawit dapat diperbanyak dengan biji.
 Buahnya mengandung kapsaisin, kapsantin, karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin (A dan C). Kapsaisin memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah serta pematirasa kulit. Biji mengandung solanine, solamidine, solamargine, solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). Kapsisidin berkhasiat sebagai antibiotik. Cabai rawit rasanya pedas, sifatnya panas, masuk meridian jantung dan pankreas. Tumbuhan ini berkhasiat tonik, stimulan kuat untuk jantung dan aliran darah, antirematik, menghancurkan bekuan darah (antikoagulan), meningkatkan nafsu makan (stomakik), perangsang kulit (kalau digosokkan ke kulit akan menimbulkan rasa panas. Jadi, digunakan sebagai campuran obat gosok), peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh liur, dan peluruh kencing (diuretik). Ekstrak buah cabai rawit mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan Candida albicans. Daya hambat ekstrak cabal rawit 1 mg/ml setara dengan 6,20 mcg/ml nistatin dalam formamid (Tyas Ekowati Prasetyoningsih, FF UNAIR, 1987).
Auksin merupakan senyawa asam asetat dengan gugusan indol beserta derivatnya. Zat ini merupakan hormon pertumbuhan yang memacu perpanjangan sel, dan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh yang akan ditimbulkan hormon akusin adalah :
1.         Meningkatkan penyerapan air dan mineral, karena merangsang perkembangan akar lateral dan serabut.
2.         Menyebabkan pertumbuhan pada vaskuler sekunder, karena merangsang pembelahan sel kambium vaskuler.
3.         Dapat meningkatkan perkembangan bunga dan buah.
4.         Menyebabkan deferensiasi sel menjadi xilem (hingga dapat meningkatkan transportasi air dan mineral).
5.         Dapat mempengaruhi pembengkokan batang.
Giberelin merupakan hormon tumbuhan yang sangat berpengaruh terhadap pemanjangan dan pembelahan sel. Disamping itu berpengaruh pula terhadap perkembangan embrio dan kecambah. Fungsi giberalin antara lain :
1.         Merangsang aktivitas kambium.
2.         Menyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunya
3.         Menyebabkan tanaman tumbuh raksasa.
4.         Menyebabkan terbentuknya buah yang besar dan tidak berbiji.









BAB V
KESIMPULAN

1.         Hal yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman cabe kecil (Capsicum frustescens) yaitu di tanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl, dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi, ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air., pH tanah yang optimal antara 5,5  sampai 7, pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.
2.         Dalam persemaian hal-hal yang harus diperhatikan yaitu syarat pupuk kandang yang baik, jarak tanaman cabe rawit yaitu 50 x 100 cm, 60 x 70 cm, 50 x 90 cm, dan cara pembuatan  jarak tanaman
3.         Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabe kecil (Capsicum frustescens) ini sama halnya seperti proses pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman lainnya, yaitu mulai dari proses dormansi biji, kemudian perkecambahan, pertumbuhan organ tanaman, perkembangan generatif tanaman, pembuahan, penuaan, sampai akhirnya pada proses kematian.
4.         Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masak berwarna merah terang.
5.         Daun akan mengalami tahap-tahap perubahan warna dari hijau muda, hijau, hijau tua, hijau kekuning-kuningan, kuning, kuning kecoklatan, coklat tua dan akhirnya layu dan gugur  atau memasuki proses penuaan.





DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2015. http://id.answers.yahoo.com/question/;_ylt=Apz7zk4b D25MilZhgXqrXAhrbBV.;_ylv=3?link=ask. Diakses pada tanggal 221Oktober 2015.
Anonim.2015.http://petaniwahid.blogspot.com/2008/08/bertanamcabaihibrida.html. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2009




2 komentar: