LAPORAN ILMIAH
“PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI”
GURU PEMBIMBING :
Qomariah, S.Pd
DISUSUN OLEH :
1. Ayu Sintia Dewi
2. Nikmah Hidayah
3. Dewi Hasanatun Mubarokah
4. Sofa Fudin
5. Agus Supriadi
6. Wayan Dias Ayu Lestari
7. Alfina Rosania Putri
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL
SMK NEGERI 1 BAYUNG LENCIR
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat-Nya, karena penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai Rawit”
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa, masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan oleh penulis demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Bayung Lencir, Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penelitian 2
D. Manfaat Penelitian 2
BAB II LANDASAN TEORI 3
A. Tanaman Cabai 3
B. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 4
C. Pedoman Teknis Budidaya Cabai 4
D. Teknik Penanaman 7
E. Pemeliharaan Tanaman 7
F. Pemupukan Susulan 8
G. Pengairan 8
BAB III METODE PENELITIAN 9
A. Objek dan Sampel Penelitian 9
B. Lokasi Penelitian 9
C. Waktu Penelitian 9
D. Variabel Penelitian 9
E. Unit Perlakuan 10
BAB IV PEMBAHASAN 11
A. Tabel Hasil Pengamatan 11
B. Analisa Data 13
BAB V Kesimpulan 16
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN 18
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Cahaya matahari
adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia. Bagi
manusia dan hewan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu, bagi
tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses
fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan
makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Kekurangan cahaya
matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun
kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya
saat perkecambahan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi dimana batang
kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis
dan bewarna pucat (tidak hijau). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya
cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel
tumbuhan. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan
tumbuhan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun
berkembang baik lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang
kecambah lebih kokoh.
Misalnya saja pada
tanaman cabai rawit. Bagi masyarakat Asia khususnya penduduk Indonesia tanaman
cabai rawit adalah tanaman yang sangat penting. Dikarenakan Indonesia sangat
terkenal dengan masakan yang berbumbu sangat pedas. Selain itu Indonesia adalah
Negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Selain
itu sebagian besar penduduk Indonesia juga mempunyai lahan yang ditanami
rempah-rempah dan kebutuhan sehari-hari khususnya cabai rawit.
Namun dibalik segala
kegunaannya pertumbuhan cabai rawit yang baik itu dipengaruhi oleh beberapa
faktor salah satunya adalah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan cabai rawit.
B.
Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman cabai rawit ?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membuktikan
pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai
rawit.
D.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang kami ambil adalah kami dapat mengetahui pengaruh
cahaya matahari terhadap pertumbuhan cabai rawit.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Tanaman Cabai
Fisiologi tumbuhan adalah suatu bidang ilmu yang mengkaji fenomena-fenomena
penting di dalam tumbuhan. Dalam kajian ini dipelajari proses dan fungsi yang
menyangkut tanggapan tumbuhan terhadap perubahan-perubahan lingkungan, dan
pertumbuhan serta perkembangannya sebagai hasil dari respon tersebut. Proses
berarti suatu kejadian di alam yang terjadi secara berkesinambungan. Contoh
proses yang terjadi di dalam tubuh tumbuhan misalnya fotosintesis, respirasi,
penyerapan ion, angkutan, membuka dan menutupnya stomata, asimilasi,
transpirasi, perbungaan dan pembentukan biji. Fungsi menunjukkan aktivitas
benda-benda di alam, apakah itu sel, jaringan, organ, bahan-bahan kimia atau
apa saja. Tugas kedua fisiologi tumbuhan adalah menjabarkan dan menjelaskan
fungsi setiap jenis organ, jaringan, sel dan organ seluler dalam tumbuhan dan
juga fungsi setiap komponen kimia, apakah itu ion, molekul atau makromolekul.
Tetapi oleh karena itu proses-proses dan fungsi-fungsi tersebut sangat
tergantung dan termodifikasi oleh faktor-faktor lingkungan seperti cahaya dan suhu,
maka tugas ketiga fisiologi tumbuhan adalah menjabarkan dan menjelaskan
bagaimana proses-proses dan fungsi-fungsi tadi dapat bereaksi terhadap
perubahan lingkungan (Sastamihardja, 1996).
Inti sari dari semua sasaran fisiologi tumbuhan
adalah untuk menyusun secara detil dan luas (comprehensive) semua kejadian alam
yang terjadi dalam tumbuhan sehingga kita mengerti pertumbuhan, perkembangan
dan gerak yang terjadin pada tumbuhan.
Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama
ilmiah Capsicum frustescens. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah
Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk
Negara Indonesia. Tanaman cabe banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk
buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di Negara
asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni Cabe
besar, cabe keriting, cabe rawit dan paprika. Secara umum cabe memiliki banyak
kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Kabohidarat,
Kalsium, Vitamin A, B1 dan Vitamin C. Selain
digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga dapat digunakan untuk
keperluan industri diantaranya, Industri bumbu masakan, industri makanan dan
industri obat-obatan atau jamu.
B.
Syarat Tumbuh Tanaman Cabe
§ Di tanam pada dataran
rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl.
§ Cabe dapat beradaptasi
dengan baik pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan kelembaban yang
tidak terlalu tinggi.
§ Dapat ditanam pada
tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup
air.
§ pH tanah yang optimal
antara 5,5 sampai 7.
§ pengairan dapat
menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.
C.
Pedoman Teknis Budidaya Cabe
Tahap awal budidaya cabe Yaitu :
§ membuat
persemaian guna menyiapkan bibit tanaman yang sehat, kuat dan seragam sebagai
bahan tanam di lapangan.
§ media
semai yang dipergunakan hendaknya mempunyai struktur yang remah, tidak menahan
air dan cukup nutrisi.
§ bahan
yang dapat digunakan adalah campuran kompos, tanah, dan pasir dengan
perbandingan 1 : 1 : 1. Untuk menambahkan nutrisi berikan pupuk NPK grand S-15
sebanyak 80 gram yang telah dihaluskan untuk tiap 3 ember campuran bahan
tersebut.
§ setelah
bahan tercampur, masukkan bahan pada kantung plastik dengan ukuran 8 x 9 cm
sampai 90 % penuh, dan buat lubang pembuangan air pada plastik bagian bawah
yang telah terisi media.
§ mengatur
media pada bedeng semai yang telah disiapkan. Bedeng semai dibuat dengan tinggi
20 – 50 cm dengan lebar 80 – 100 cm dan panjang menyesuaikan kondisi. Arah
bedengan diatur membujur utara selatan dengan memberikan atap penutup dari
plastic dengan tiang penyangga bagian timur 100 cm dan bagian barat 80 cm atau
atap dapat dibuat dengan model ½ lingkaran . Hal ini dimaksudkan agar bibit
yang tumbuh cukup mendapatkan sinar matahari sehingga tidak mengalami
etiolasi.
§ Langkah
selanjutnya adalah pemeraman benih yang bertujuan untuk mengecambahkan benih.
Media pemeraman yang digunakan adalah kain handuk atau 3 – 5 lapis kertas
merang yang disemprot dengan larutan fungisida Victory dengan kosentrasi 3 gram
/ liter. Benih ditaburkan secara merata pada media dan diusahakan tidak
menumpuk. Benih yang digunakan sebaiknya benih cabe hibrida yang telah diberi
perlakuan pestisida.
§ Media
digulung atau dilipat dan disimpan dalam suhu kamar. Untuk menjaga kelembaban
media peram, semprotkan air dengan handspray setiap pagi dan sore. Setelah 4
sampai 7 hari, benih akan mengeluarkan radikula atau calon akar. Dengan bantuan
penjepit, benih yang telah mengeluarkan calon akar di tanam pada media semai
yang disiram terlebih dahulu
§ Setiap
pagi dan sore persemaian perlu disiram. Untuk mencegah gangguan cendawan,
semprot persemaian dengan fungisida Starmyl 25WP dan Victory 80WP secara
bergantian dengan konsentrasi 0,5 gram / liter. Untuk mencegah
gangguan hama persemaian, semprot dengan insektisida winder 100ec dengan
konsentrasi 0,5 cc / liter.
§ Persemaian
juga dapat dilakukan dengan meletakkan benih secara langsung pada media semai
tanpa diperam terlebih dahulu.
-
syarat pupuk kandang yang baik adalah
§ tidak berbau
§ tidak panas
§ berwarna kehitam
hitaman , dan benar – benar sudah matang
-
jarak tanaman cabe rawit sebagai berikut
§
50 x 100 cm
§
60 x 70 cm
§
50 x 90 cm
-
cara pembuatan jarak tanaman
§
pasang tali kenca ( pelurus ) sejajar
dengan panjang bedeng , kira-kira 10 cm dari tepi bedeng
§
ukur jarak tanaman yang diinginkan pada
sepanjang tali kencana tersebut
§
buat lubang tanaman sesuai dengan jarak
tanaman tersebut , kemudian beri pupuk besar
§
campurkan ketiga pupuk buatan hingga rata
dan masukan pada setiap lubang yang telah dibuat
-
syarat pupuk kandang yang baik
-
jarak tanaman cabe rawit yaitu 50 x 100 cm,
60 x 70 cm, 50 x 90 cm
-
cara pembuatan jarak tanaman
D.
Teknik Penanaman
Jarak
tanam yang digunakan adalah 50 – 60 cm jarak antar lubang dan 60 – 70 cm untuk
jarak antar barisan dengan pola penanaman model segitiga atau zig-zag.
-
Pembuatan lubang tanam
sedalam 8 sampai 10 cm dilakukan bersamaan dengan pembuatan lubang pada mulsa
yang berpedoman pada pola yang dipakai dan sesuai jarak tanam yang dianjurkan .
-
Pembuatan lubang pada
mulsa dapat juga menggunakan system pemanasan dengan menggunakan kaleng dengan
diameter kurang lebih 8 – 10 cm. Lubang tanam dibuat dengan cara menugal tanah
sedalam 8 – 10 cm.
-
Bibit cabe
dipersemaian yang telah berumur 15 – 17 hari atau telah memiliki 3 atau 4 daun,
siap dipindah tanam pada lahan. Semprot bibit dengan fungisida dan insektisida
1 – 3 hari sebelum dipindahtanamkan untuk mencegah serangan penyakit jamur dan
hama sesaat setelah pindah tanam
-
Seleksi dan
pengelompokan bibit berdasarkan ukuran besar kecil dan kesehatanya. Penanaman
sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pada saat cuaca tidak terlalu panas,
dengan cara merobek kantong semai dan diusahakan media tidak pecah dan langsung
dimasukkan pada lubang tanam.
-
Kemudian lakukan
pemasangan lanjaran atau ajir, dipasang di samping lubang tanam.
E.
Pemeliharaan Tanaman
Setelah tanaman
berumur 7 – 14 hst , tanaman yang tidak dapat tumbuh dengan normal atau mati
perlu dilakukan penyulaman dengan bibit yang masih ada di persemaian. Jika pada
lubang tanam tumbuh gulma, maka perlu dilakukan penyiangan dengan cara mencabut
. Pengendalian gulma perlu dilakukan pada gulma yang tumbuh di parit dengan
menggunakan cangkul atau dengan herbisida Rambo 480AS. Pada saat aplikasi
nozelnya perlu diberi sungkup agar semprotan herbisida tidak mengenai tanaman
cabe.
Pengikatan dilakukan
saat tanaman umur 10 – 15 hst dengan mengikatkan batang yang berada dibawah
cabang utama dengan tali plastic pada lanjaran atau ajir. Pada saat tanaman
berumur 30 – 40 hst, ikat tanaman diatas cabang utama dan ikat juga pada saat
pembesaran buah yaitu pada umur 50 -60 hst.
F.
Pemupukan Susulan
-
Pupuk yang diberikan
adalah pupuk NPK Grand S-15 dengan dosis 200 Kg/Ha. Jenis dan Dosis Pupuk Makro disesuaikan
dengan jenis tanah, varietas dan kondisi daerah menurut acuan dinas pertanian
setempat. Berikut salah satu alternatif :
Jenis Pupuk
|
Pemupukan Susulan (kg/ha)
|
|||
Umur 15 hari
|
Umur 25 hari
|
Umur 35 hari
|
Umur 45 hari
|
|
Urea
|
75
|
75
|
75
|
75
|
SP-36
|
50
|
-
|
-
|
-
|
KCl
|
-
|
75
|
100
|
75
|
G.
Pengairan
Pengairan dilakukan
setiap 7 – 10 hari atau tergantung kondisi lahan dengan cara menggenangi atau
leb. Pada waktu pelepasan air dari petak penanaman harus dilakukan dengan pelan
agar tidak terjadi pencucian pupuk dari bedeng tanaman.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Objek dan Sampel Penelitian
Objek
penelitian yaitu biji cabai yang akan diteliti sedangkan sampel penelitian
yaitu tanaman cabai yang dibeli di pasar.
B.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian didalam ruangan dan
diteras/halaman rumah.
C.
Waktu Penelitian
Percobaan dilakukan dalam kurun waktu satu bulan.
D.
Variabel Penelitian
Variabel atau faktor penelitian memiliki peranan sangat penting
dalam suatu penelitian. Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan dalam penelitian. Ada juga yang menganggap variabel sebagai gejala
sesuatu yang bervariasi. Variabel dibedakan menjadi:
1.
Variabel bebas yaitu variabel yang menyebabkan atau memengaruhi, yaitu faktor-faktor
yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan
antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Dalam penelitian ini
yang merupakan variabel bebas adalah cahaya matahari.
2.
Variabel terikat yaitu faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan
adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul,
atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti. Dalam penelitian
ini yang merupakan variabel terikat adalah kecepatan tinggi tanaman.
3.
Variabel Kontrol
yaitu variabel yang dinetralisasi yang diidentifikasi sebagai variabel kontrol
atau kendali, atau variabel kontrol adalah variabel yang diusahakan untuk
dinetralisasi oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang merupakan
variabel kontrol adalah gelas plastic bekas air mineral, ukuran gelas, berat
tanah, jenis/media tanah, interval penyiraman, jumlah air yang disiramkan dan
jenis biji cabai.
E.
Unit Perlakuan
Pada biji cabai “X” diletakkan ditempat
yang tidak terkena sinar matahari yaitu didalam ruangan. Sedangkan biji cabai
“Y” diletakkan ditempat yang langsung terkena sinar matahari yaitu
diteras/halaman rumah.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Tabel Hasil Pengamatan
Hari ke-
|
Tanggal
|
Perlakuan dan perubahan yang terjadi
|
21 September 2015
|
Melakukan perendaman bibit cabe rawit untuk memilih bibit yang baik.
|
|
22 September 2015
|
Menyemai bibit ke tanah pupuk yang sudah jadi.
|
|
23 September 2015
|
Tidak ada perubahan
|
|
24 September 2015
|
Tidak ada perubahan
|
|
25 September 2015
|
Tidak ada perubahan
|
|
26 September 2015
|
Tidak ada perubahan
|
|
27 September 2015
|
Tidak ada perubahan
|
|
28 September 2015
|
Tidak ada perubahan
|
|
29 September 2015
|
Tidak ada perubahan
|
|
30 September 2015
|
Biji nampak mulai memecah dengan diawali tumbuhnya bintil akar.
|
|
1 Oktober 2015
|
Biji tetap dalam keadaan sama namun ada biji lain
yang mulai berjamur.
|
|
2 Oktober 2015
|
Ujung permukaan kulit biji terlihat berwarna putih.
|
|
3 Oktober 2015
|
Mulai muncul kecambah, dan bakal batang berwarna putih kehijauan.
|
|
4 Oktober 2015
|
Bakal batang dan bakal daun mulai nampak lebih
jelas.
|
|
5 Oktober 2015
|
Bakal batang dan bakal daun mulai bertambah lebih
jelas darihari sebelumnya.
|
|
6 Oktober 2015
|
Bakal batang pada biji mulai memanjang dengan panjang 0,4 cm.
|
|
7 Oktober 2015
|
Tidak ada perubahan
|
|
8 Oktober 2015
|
Daunnya mulai membuka, dan bakal batang mulai terlihat lebih jelas lagi.
|
|
9 Oktober 2015
|
Panjang batangnya 1,2 cm
|
|
10 Oktober 2015
|
Panjang batangnya 1,2 cm, daun membuka lebar
|
|
11 Oktober 2015
|
Panjang batang tidak ada perubahan.
|
|
12 Oktober 2015
|
Daunnya mulai terlihat jelas
|
|
13 Oktober 2015
|
Jumlah daun ada 2 helai
|
|
15 Oktober 2015
|
Panjang batangnya bertambah menjadi 2,2 cm.
|
|
16 Oktober 2015
|
Tinggi batang 3 cm dan warna daun hijau
|
|
17 Oktober 2015
|
Tinggi batang bertambah menjadi 3,1. untuk
daunnya tidak ada perubahan
|
|
18 Oktober 2015
|
Tidak ada perubahan baik pada batang maupun pada daunnya
|
|
19 Oktober 2015
|
Jumlah daun ada 4 dan terlihat ada daun muda yang akan menjadi daun
|
|
20 Oktober 2015
|
Tinggi batang bertambah menjadi 3,2. untuk daunnya terlihat daun muda
berjumlah 2
|
4.2 Analisa data
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan
terlihat jelas bahwa tanaman cabe rawit (Capsicum frustescens) yang di
tanam kurang subur dikarenakan pada percobaan ini tanaman cabe di tanam di
dalam pot. Sudah terlihat jelas pada tabel diatas bahwa pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman cabe rawit kurang subur. Mungkin dikarenakan kurang
perwatan yang efektif. Seharusnya tanaman cabe ditanam pada tanah sawah maupun
tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air. Permukaan tanah
yang paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0 sampai 10
derajat serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi. pH tanah
yang optimal antara 5,5 sampai 7. Tanaman cabe rawit merupakan tanaman
perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum frustescens.
Perdu setahun,
percabangan banyak, tinggi 50-100 cm. Batangnya berbuku-buku atau bagian atas
bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat
telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip,
panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak
daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan,
berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak,
kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung
meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya
pedas. Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang
masa.k berwarna merah terang. Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5
mm, berwarna kuning kotor. Cabai rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek
leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya;
cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah
muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang buahnya besar,
selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan
sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan..Cabal rawit dapat diperbanyak
dengan biji.
Buahnya mengandung kapsaisin, kapsantin,
karotenoid, alkaloid asiri, resin, minyak menguap, vitamin (A dan C). Kapsaisin
memberikan rasa pedas pada cabai, berkhasiat untuk melancarkan aliran darah
serta pematirasa kulit. Biji mengandung solanine, solamidine, solamargine,
solasodine, solasomine, dan steroid saponin (kapsisidin). Kapsisidin berkhasiat
sebagai antibiotik. Cabai rawit rasanya pedas, sifatnya panas, masuk meridian
jantung dan pankreas. Tumbuhan ini berkhasiat tonik, stimulan kuat untuk
jantung dan aliran darah, antirematik, menghancurkan bekuan darah
(antikoagulan), meningkatkan nafsu makan (stomakik), perangsang kulit (kalau
digosokkan ke kulit akan menimbulkan rasa panas. Jadi, digunakan sebagai
campuran obat gosok), peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat
(diaforetik), peluruh liur, dan peluruh kencing (diuretik). Ekstrak buah cabai
rawit mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan Candida albicans. Daya hambat
ekstrak cabal rawit 1 mg/ml setara dengan 6,20 mcg/ml nistatin dalam formamid
(Tyas Ekowati Prasetyoningsih, FF UNAIR, 1987).
Auksin
merupakan senyawa asam asetat dengan gugusan indol beserta derivatnya. Zat ini
merupakan hormon pertumbuhan yang memacu perpanjangan sel, dan berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan. Pengaruh yang akan ditimbulkan hormon akusin
adalah :
1.
Meningkatkan penyerapan air dan mineral, karena
merangsang perkembangan akar lateral dan serabut.
2.
Menyebabkan pertumbuhan pada vaskuler sekunder,
karena merangsang pembelahan sel kambium vaskuler.
3.
Dapat meningkatkan perkembangan bunga dan buah.
4.
Menyebabkan deferensiasi sel menjadi xilem (hingga
dapat meningkatkan transportasi air dan mineral).
5.
Dapat mempengaruhi pembengkokan batang.
Giberelin
merupakan hormon tumbuhan yang sangat berpengaruh terhadap pemanjangan dan
pembelahan sel. Disamping itu berpengaruh pula terhadap perkembangan embrio dan
kecambah. Fungsi giberalin antara lain :
1.
Merangsang aktivitas kambium.
2.
Menyebabkan tanaman berbunga sebelum waktunya
3.
Menyebabkan tanaman tumbuh raksasa.
4.
Menyebabkan terbentuknya buah yang besar dan tidak
berbiji.
BAB V
KESIMPULAN
1.
Hal yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman
cabe kecil (Capsicum frustescens) yaitu di tanam pada
dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl, dapat beradaptasi dengan baik
pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan kelembaban yang tidak terlalu
tinggi, ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak
terlalu liat dan cukup air., pH tanah yang optimal antara 5,5 sampai 7,
pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan.
2.
Dalam persemaian hal-hal yang harus diperhatikan
yaitu syarat pupuk kandang yang baik, jarak tanaman cabe rawit yaitu 50 x 100
cm, 60 x 70 cm, 50 x 90 cm, dan cara pembuatan
jarak tanaman
3.
Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabe
kecil (Capsicum frustescens) ini sama halnya seperti proses pertumbuhan dan
perkembangan pada tanaman lainnya, yaitu mulai dari proses dormansi biji,
kemudian perkecambahan, pertumbuhan organ tanaman, perkembangan generatif
tanaman, pembuahan, penuaan, sampai akhirnya pada proses kematian.
4.
Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau
putih, buah yang masak berwarna merah terang.
5.
Daun akan mengalami tahap-tahap perubahan warna
dari hijau muda, hijau, hijau tua, hijau kekuning-kuningan, kuning, kuning
kecoklatan, coklat tua dan akhirnya layu dan gugur atau memasuki proses penuaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2015. http://guruprofesional.wordpress.com/materi-seni-budaya/mulok-pertanian-bertanam-cabai-rawit/. Diakses pada tanggal 21
Oktober 2015
Anonim.
2015. http://id.answers.yahoo.com/question/;_ylt=Apz7zk4b
D25MilZhgXqrXAhrbBV.;_ylv=3?link=ask. Diakses pada tanggal 221Oktober 2015.
Anonim.2015.http://petaniwahid.blogspot.com/2008/08/bertanamcabaihibrida.html. Diakses pada tanggal 21 Oktober 2009
ka, maksudnya lampiran apa yah??
BalasHapusterimakasih banyak kak
BalasHapus