Senin, 09 Mei 2016

MAKALAH TENTANG “PEMBORAN SUMUR ARTESIS”

MAKALAH
TENTANG

 “PEMBORAN SUMUR ARTESIS”







GURU PEMBIMBING :
SHABAHUL BADRI, S.I

DISUSUN OLEH :
1.      ANDRE DWI PUTRA
2.      RIMBA YADI







DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 BAYUNG LENCIR
TAHUN AJARAN 2015/2016



KATA PENGANTAR


Pertama-tama penyusun ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya kepada penyusun, sehingga Makalah yang berjudul “Pemboran Sumur Artesis” tepat pada waktunya.
Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Terutama kepada guru pembimbing yang telah memberikan arahan, serta kawan-kawan yang telah memberikan dorongan dan semangat.
Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini yang masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan. Maka kritik dan saran dari para pembaca sangat penyusun harapkan memperbaiki Makalah penyusun di masa yang akan datang.         



Bayung Lencir, Februari 2016


Penyusun








DAFTAR ISI


Halaman Judul                                                                                                i
Kata Pengantar                                                                                               ii
Daftar Isi                                                                                                         iii
BAB I PENDAHULUAN                                                                             1
A.    Latar Belakang                                                                              1
B.     Rumusan Masalah                                                                         2
C.     Tujuan                                                                                           2
BAB II            PEMBAHASAN                                                                               3
A.       Pengertian Sumur Artesis                                                            3
B.     Tahapan-Tahapan Pengeboran Sumur Artesis                              3         
BAB III PENUTUP                                                                                       9
A.    Kesimpulan                                                                                   9
B.     Saran                                                                                             9
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                10



BAB I
PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang
Pelepasan atau pembebasan batuan dari massa batuan induknya disebut “pemecahan batuan” (rock breakage). Hal ini dapat dilakukan menggunakan api, air bertekanan tinggi, tekanan, maupun bahan peledak. Pada umumnya, ada dua tipe operasi pemecahan batuan yang dilakukan ditunjukkan dalam industri pertambangan, yaitu penetrasi batuan (rock penetration : drilling, cutting, boring, dll) dan fragmentasi batuan (rock fragmentation).
Dalam penetrasi batuan (pemboran, cutting dll) pada suatu lubang bor biasanya dilakukan secara mekanik dan kadang-kadang termik atau hidrolik. Tujuan dari penetrasi batuan antara lain untuk :
a)             Penempatan bahan peledak atau keperluan lain yang memerlukan 
lubang berukuran kecil.
b)             Membuat bukaan tambang atau terowongan (tunnel) final.
c)             Mengekstraksi produk mineral sesuai ukuran dan bentuk yang diijinkan 
(batu dimensi).
Berlawanan dengan penetrasi batuan, fragmentasi batuan bertujuan untuk menggemburkan dan memuat menjadi fragmen-fragmen suatu massa batuan, secara konvensional dengan energi kimia, pada peledakan tetapi ditambah secara mekanik hidrolik dan aplikasi baru dari energi. Penetrasi batuan dapat diklasifikasikan pada beberapa basis. Termasuk dalam hal ini ukuran lubang, metoda mounting, tipe dari power. Pembagian/skema yang akan digunakan pada tulisan ini adalah berdasarkan bentuk dari penggempuran batuan atau jenis energi yang digunakan untuk melakukan penetrasi. Klasifikasi ini bersifat umum, dapat diaplikasikan pada seluruh jenis tambang dan mencakup seluruh bentuk penetrasi.

B.             Tujuan Pemiliha Judul
Pemilihan judul “Alat Bor Mekanik” bertujuan untuk melengkapi tugas yang diberikan guru pembimbing yaitu Bapak. Sabahul Badri. Serta untuk menambah pengetahuan tentang alat-alat bor mekanik serta kelebihan dan kekurangannya.

C.             Pembatasan Masalah
Dalam pembahasan kali ini kami membatasi pembahasan makalah ini dalam konteks kelebihan dan kekurangannya saja.

D.            Metode Pemecahan
Dalam pemecahan masalah kali ini kami menggunakan teknik pencarian referensi baik melalui buku dan browsing di internet.



BAB II
PEMBAHASAN

A.            Pengertian Alat Bor Mekanik
Pemboran merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan dalam suatu operasi peledakan batuan. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat sejumlah lubang ledak yang nantinya akan diisi dengan sejumlah bahan peledak untuk diledakkan. Sistem pemboran berdasarkan dengan tingkat keterterapannya dibagi menjadi 8 (delapan) macam yaitu :
1.      Mekanik    : perkusif, rotari, rotari-perkusif
2.      Termal       : pembakaran, plasma, cairan panas, pembekuan
3.      Hidroulik   : pancar (jet), erosi, cavitasi
4.      Sonik         : vibrasi frekuensi tinggi
5.      Kimiawi     microblast, disolusi
6.      Elektrik     : elektric arc, induksi magnetis
7.      Seismik      : sinar laser
8.      Nuklir        : fusi, fisi
Meskipun banyak sistem pemboran yang dapat dipilih, kegiatan pemboran untuk penyediaan lubang ledak pada saat ini umumnya dilakukan dengan mesin sistem mekanik (perkusif, rotari, dan rotari-perkusif) dengan berbagai ukuran dan kemampuan, tergantung pada kapasitas produksi yang diinginkan yang didasarkan pula pada pertimbangan teknik dan ekonomi, sistem pemboran secara mekanik lebih applicable  daripada sistem pemboran yang lain.

B.             Alat Bor Mekanik
Sistem Pemboran
Sistem Pemboran Mekanik komponen utama dari sistem pemboran mekanik adalah : sumber energi mekanik, batang bor penerus (transmitter) energi tersebut, mata bor sebagai aplikator energi terhadap batuan, dan peniupan udara (flushing) sebagai pembersih dari serbuk pemboran (cuttings) dan memindahkannya keluar lubang bor. Berdasarkan sumber energi mekaniknya, sistem pemboran mekanik terbagi menjadi 3 ( tiga ), yaitu : rotari, perkusif, dan rotari-perkusif.
Komponen utama dari sistem pemboran mekanik adalah : sumber energi mekanik, batang bor penerus (transmitter) energi tersebut, mata bor sebagai aplikator energi terhadap batuan, dan peniupan udara (flushing) sebagai pembersih dari serbuk pemboran (cuttings) dan memindahkannya keluar lubang bor. Berdasarkan sumber energi mekaniknya, sistem pemboran mekanik terbagi menjadi 3 ( tiga ) yaitu rotari, perkusif, dan rotari-perkusif. 2.5.2.1. Sistem Pemboran Putar Mesin bor putar merupakan jenis mesin bor yang mempuyai mekanisme yang paling sederhana, untuk memecahkan batuan menjadi kepingan kecil, mata bor hanya mengandalkan putaran mesin dan beban rangkaian stang bor. Jika pemboran dilakukan pada formasi batuan yang cukup keras, maka rangkain stang bor dapat ditambah dengan stang pemberat. Kepingan batuan yang hancur oleh gerusan mata bor akan terangkat ke permukaan karena dorongan fluida. Contoh yang populer dari jenis ini adalah meja putar dan elektro motor.
Pada jenis meja putar, putaran vertical yang dihasilkan oleh mesin penggerak dirubah menjadi putaran horizontal oleh sebuah meja bulat yang ada pada bagian bawahnya terdapat alur – alur yang berpola konsentris, sedangkan pada elektro motor, energi mekanik yang digunakan untuk memutar rangkaian stang bor berasal dari generator listrik yang dihubungkan pada sebuah elektro motor. Komponen – komponen utama dari mesin bor putar adalah:
               Swivel
               Kelly bar
               Stabilizer
               Mata bor II-13
               Stang bor
               Stang pemberat

a)             Sistem Pemboran Tumbuk
Mesin bor tumbuk yang biasanya disebut cable tool atau spudder rig yang diopersikan dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara berulang- berulang ke dalam lubang bor. Mata bor akan memecahkan batuan terkosolidasi menjadi kepingan kecil,atau akan melepaskan butiran – butiran pada lapisan.
Kepingan atau hancuran tersebut merupakan campuran lumpur dan fragmen batuan pada bagian dasar lubang, jika di dalam lubang tidak dijumpai air, perlu ditambahkan air guna membentuk fragmen batuan (slurry).Pertambahan volume slurry sejalan dengan kemajuan pemboran yang pada jumlah terentu akan mengurangi daya tumbuk bor. Bila kecepatan laju pemboran sudah menjadi sangat menjadi sangat lambat, slurry diangkat ke permukaan dengan menggunakan timba (bailer) atau sand pump. Kapasitas mesin bor tunbuk sangat tergantung pada berat perangkat penumbuk yang merupakan fungsi dari diameter mata bor, diameter dan panjang drillstemnya. Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan mesin bor tumbuk jika dibandingkan denngan mesin bor putar dapat dijelaskan sebagai berikut : Kelebihannya:
Ø   Ekonomis, Harga lebih murah sehingga depresiasi lebih kecil
Ø   Menghasilkaaan contoh pemboraan yang lebih baik
Ø   Tanpa sistem sirkulasi
Ø   Lebih mempermudah pengenalan lokasi akifer
Ø   Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relative lebih kecil
Kekurangannya:
               Kecepatan laju pemboran rendah
               Sering terjadi sling putus
               Tidak bisa mendapatkan core
               Tidak memiliki saran pengontrol kestabilan lubang bor
               Terbatasnyaa personil yang berpengalaman
               Pada formasi yang mengalami swelling clay akan menghadapi banyak hambatan.

b)             Sistem Pemboran Rotary Tumbuk
Pada pemboran rotary-perkusif, aksi penumbukan oleh mata bor dikombinasikan dengan aksi putaran, sehingga terjadi proses peremukan dan penggerusan permukaan batuan. Metode ini dapat digunakan pada bermacam-macam jenis batuan. Metode putar-tumbuk terbagi menjadi dua, yaitu : 
§    Top hammer
Metode pemboran top hammer adalah metode pemboran yang terdiri dari 2 kegiatan dasar yaitu putaran dan tumbukan. Kegiatan ini diperoleh dari gerakan gigi dan piston, yang kemudian ditransformasikan melalui shank adaptor dan batang bor menuju mata bor. Berdasarkan jenis penggerak putaran dan tumbukannya, metode ini dibagi menjadi dua jeis yaitu : Hydrolic Top Hammer dan Pneumatic top hammer. 
§    Down the hole hammer (DTH hammer)
Metode pemboran ini adalah metode pemboran tumbuk-putar yang sumber dasarnya menggunakan udara bertekanan. DTH hammer dipasang dibelakang mata bor, di dalam lubang sehingga hanya sedikit energi tumbukan yang hilang akibat melewati batang bor dan sambungan-sambungannya. Contoh dari alat bor dengan menggunakan temper tumbuk putar adalah jack hammer.

C.             Kendala yang Sering di Hadapi
Kinerja suatu mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : 
§    Sifat Batuan
§    Drilabilitas Batuan (Drillability of Rock)
§    Umur dan Kondisi Mesin Bor
§    Geometri Pemboran.
Keuntungan dari pemboran hidraulik adalah: 
§    Konsumsi energi rendah
§    Biaya asesoris pemboran rendah
§    Kapasitas pengeboran yang besar
§    Operasi lebih fleksibel
Faktor- faktor yang harus diperhatiakan dalam pemilihan bit yaitu: 
§    Ukuran dan bentuk mata bor
§    II-15  Ukuran gigi mata bor
§    Berat mata bor
§    Kekerasan matriks.



BAB III
PENUTUP

A.             Kesimpulan
Pemilihan alat bor didasarkan pada :
a.             Jenis Batuan, dimana menentukan pemilihan alat bor, percussive atau rotaryrushing dipakai untuk batuan yang keras, rotary-cutting dipakai untuk batuan sedimen.
b.             Tinggi Jenjang, parameter yang dihubungkan dengan ukuran lainnya. Tinggi jenjanditentukan terlebih dahulu dan parameter lainnya disesuaikan atau ditentukan setelah mempertimbangkan aspek lainnya. Dalam tambang terbuka dan quarry. Diusahakan tinggi jenjang ditentukan terlebih dahulu, dengan beracuan pada peralatan bor yang tersedia. Tinggi jenjang jarang melebihi 15 meter, kecuali ada pertimbangan lain.
c.              Kondisi Lapangan, kondisi lapangan sangat mempengaruhi pemilihan peralatan.

B.             Saran
Penggunaan alat bor mekanik tentu disesuaikan dengan kondisi area yang akan dilakukan bos, untuk itu pemilihan mata bor, pengukuran, kedalaman pemboran menjadi poin penting dalam penggunaan alat bor mekanik.



DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar