MAKALAH
TENTANG
“PEMBORAN SUMUR ARTESIS”
GURU
PEMBIMBING :
SHABAHUL BADRI, S.I
DISUSUN
OLEH :
1.
ANDRE DWI PUTRA
2.
RIMBA YADI
DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 BAYUNG LENCIR
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA
PENGANTAR
Pertama-tama penyusun ingin
mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya kepada penyusun, sehingga Makalah yang berjudul “Pemboran Sumur
Artesis” tepat pada waktunya.
Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Terutama kepada guru pembimbing yang
telah memberikan arahan, serta kawan-kawan yang telah memberikan dorongan dan
semangat.
Tak ada gading yang tak retak,
begitu pula dengan makalah ini yang masih banyak sekali kekurangan dan
kesalahan. Maka kritik dan saran dari para
pembaca sangat penyusun harapkan memperbaiki Makalah penyusun di masa yang akan datang.
Bayung
Lencir, Februari 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul i
Kata
Pengantar ii
Daftar
Isi iii
BAB
I PENDAHULUAN 1
A. Latar
Belakang 1
B. Rumusan
Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB
II PEMBAHASAN 3
A. Pengertian
Sumur Artesis 3
B. Tahapan-Tahapan
Pengeboran Sumur Artesis 3
BAB
III PENUTUP 9
A. Kesimpulan 9
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pelepasan atau pembebasan batuan dari massa batuan
induknya disebut “pemecahan batuan” (rock breakage). Hal ini dapat dilakukan
menggunakan api, air bertekanan tinggi, tekanan, maupun bahan peledak. Pada
umumnya, ada dua tipe operasi pemecahan batuan yang dilakukan ditunjukkan dalam
industri pertambangan, yaitu penetrasi batuan (rock penetration : drilling,
cutting, boring, dll) dan fragmentasi batuan (rock fragmentation).
Dalam penetrasi batuan (pemboran, cutting dll) pada
suatu lubang bor biasanya dilakukan secara mekanik dan kadang-kadang termik
atau hidrolik. Tujuan dari penetrasi batuan antara lain untuk :
a)
Penempatan
bahan peledak atau keperluan lain yang memerlukan
lubang berukuran kecil.
lubang berukuran kecil.
b)
Membuat
bukaan tambang atau terowongan (tunnel) final.
c)
Mengekstraksi
produk mineral sesuai ukuran dan bentuk yang diijinkan
(batu dimensi).
(batu dimensi).
Berlawanan dengan penetrasi batuan, fragmentasi batuan
bertujuan untuk menggemburkan dan memuat menjadi fragmen-fragmen suatu massa
batuan, secara konvensional dengan energi kimia, pada peledakan tetapi ditambah
secara mekanik hidrolik dan aplikasi baru dari energi. Penetrasi batuan dapat
diklasifikasikan pada beberapa basis. Termasuk dalam hal ini ukuran lubang,
metoda mounting, tipe dari power. Pembagian/skema yang akan digunakan pada
tulisan ini adalah berdasarkan bentuk dari penggempuran batuan atau jenis
energi yang digunakan untuk melakukan penetrasi. Klasifikasi ini bersifat umum,
dapat diaplikasikan pada seluruh jenis tambang dan mencakup seluruh bentuk
penetrasi.
B.
Tujuan
Pemiliha Judul
Pemilihan judul “Alat Bor Mekanik” bertujuan untuk
melengkapi tugas yang diberikan guru pembimbing yaitu Bapak. Sabahul Badri.
Serta untuk menambah pengetahuan tentang alat-alat bor mekanik serta kelebihan
dan kekurangannya.
C.
Pembatasan
Masalah
Dalam pembahasan kali ini kami membatasi pembahasan
makalah ini dalam konteks kelebihan dan kekurangannya saja.
D.
Metode
Pemecahan
Dalam pemecahan masalah kali ini kami menggunakan
teknik pencarian referensi baik melalui buku dan browsing di internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Alat Bor Mekanik
Pemboran merupakan kegiatan yang
pertama kali dilakukan dalam suatu operasi peledakan batuan. Kegiatan ini
bertujuan untuk membuat sejumlah lubang ledak yang nantinya akan diisi dengan
sejumlah bahan peledak untuk diledakkan. Sistem pemboran berdasarkan dengan tingkat keterterapannya dibagi menjadi 8
(delapan) macam yaitu :
1. Mekanik : perkusif, rotari,
rotari-perkusif
2. Termal : pembakaran, plasma, cairan
panas, pembekuan
3. Hidroulik : pancar (jet), erosi, cavitasi
4. Sonik : vibrasi frekuensi tinggi
5. Kimiawi : microblast, disolusi
6. Elektrik : elektric arc, induksi magnetis
7. Seismik : sinar laser
8. Nuklir : fusi, fisi
Meskipun banyak sistem pemboran yang dapat dipilih, kegiatan
pemboran untuk penyediaan lubang ledak pada saat ini umumnya dilakukan dengan
mesin sistem mekanik (perkusif, rotari, dan rotari-perkusif) dengan berbagai
ukuran dan kemampuan, tergantung pada kapasitas produksi yang diinginkan yang
didasarkan pula pada pertimbangan teknik dan ekonomi, sistem pemboran secara
mekanik lebih applicable daripada
sistem pemboran yang lain.
B.
Alat Bor Mekanik
Sistem Pemboran
Sistem Pemboran Mekanik komponen utama dari sistem pemboran mekanik adalah : sumber energi mekanik,
batang bor penerus (transmitter) energi tersebut, mata bor sebagai aplikator
energi terhadap batuan, dan peniupan udara (flushing) sebagai pembersih dari
serbuk pemboran (cuttings) dan memindahkannya keluar lubang bor. Berdasarkan
sumber energi mekaniknya, sistem pemboran mekanik terbagi menjadi 3 ( tiga ),
yaitu : rotari, perkusif, dan rotari-perkusif.
Komponen utama dari
sistem pemboran mekanik adalah : sumber energi mekanik, batang bor penerus
(transmitter) energi tersebut, mata bor sebagai aplikator energi terhadap
batuan, dan peniupan udara (flushing) sebagai pembersih dari serbuk pemboran
(cuttings) dan memindahkannya keluar lubang bor. Berdasarkan sumber energi
mekaniknya, sistem pemboran mekanik terbagi menjadi 3 ( tiga ) yaitu rotari,
perkusif, dan rotari-perkusif. 2.5.2.1. Sistem Pemboran Putar Mesin bor putar
merupakan jenis mesin bor yang mempuyai mekanisme yang paling sederhana, untuk
memecahkan batuan menjadi kepingan kecil, mata bor hanya mengandalkan putaran
mesin dan beban rangkaian stang bor. Jika pemboran dilakukan pada formasi
batuan yang cukup keras, maka rangkain stang bor dapat ditambah dengan stang
pemberat. Kepingan batuan yang hancur oleh gerusan mata bor akan terangkat ke
permukaan karena dorongan fluida. Contoh yang populer dari jenis ini adalah
meja putar dan elektro motor.
Pada jenis meja
putar, putaran vertical yang dihasilkan oleh mesin penggerak dirubah menjadi
putaran horizontal oleh sebuah meja bulat yang ada pada bagian bawahnya
terdapat alur – alur yang berpola konsentris, sedangkan pada elektro motor,
energi mekanik yang digunakan untuk memutar rangkaian stang bor berasal dari
generator listrik yang dihubungkan pada sebuah elektro motor. Komponen – komponen
utama dari mesin bor putar adalah:
•
Swivel
•
Kelly bar
•
Stabilizer
•
Mata bor II-13
•
Stang bor
•
Stang pemberat
a)
Sistem Pemboran Tumbuk
Mesin bor tumbuk yang
biasanya disebut cable tool atau spudder rig yang diopersikan dengan cara
mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara berulang- berulang ke dalam
lubang bor. Mata bor akan memecahkan batuan terkosolidasi menjadi kepingan
kecil,atau akan melepaskan butiran – butiran pada lapisan.
Kepingan atau
hancuran tersebut merupakan campuran lumpur dan fragmen batuan pada bagian
dasar lubang, jika di dalam lubang tidak dijumpai air, perlu ditambahkan air
guna membentuk fragmen batuan (slurry).Pertambahan volume slurry sejalan dengan
kemajuan pemboran yang pada jumlah terentu akan mengurangi daya tumbuk bor.
Bila kecepatan laju pemboran sudah menjadi sangat menjadi sangat lambat, slurry
diangkat ke permukaan dengan menggunakan timba (bailer) atau sand pump.
Kapasitas mesin bor tunbuk sangat tergantung pada berat perangkat penumbuk yang
merupakan fungsi dari diameter mata bor, diameter dan panjang drillstemnya.
Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan mesin bor tumbuk jika dibandingkan
denngan mesin bor putar dapat dijelaskan sebagai berikut : Kelebihannya:
Ø
Ekonomis, Harga lebih murah sehingga depresiasi lebih
kecil
Ø
Menghasilkaaan contoh pemboraan yang lebih baik
Ø
Tanpa sistem sirkulasi
Ø
Lebih mempermudah pengenalan lokasi akifer
Ø
Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relative lebih
kecil
Kekurangannya:
•
Kecepatan laju pemboran rendah
•
Sering terjadi sling putus
•
Tidak bisa mendapatkan core
•
Tidak memiliki saran pengontrol kestabilan lubang bor
•
Terbatasnyaa personil yang berpengalaman
•
Pada formasi yang mengalami swelling clay akan
menghadapi banyak hambatan.
b)
Sistem Pemboran Rotary
Tumbuk
Pada pemboran rotary-perkusif, aksi penumbukan oleh mata bor
dikombinasikan dengan aksi putaran, sehingga terjadi proses peremukan dan
penggerusan permukaan batuan. Metode ini dapat digunakan pada bermacam-macam
jenis batuan. Metode putar-tumbuk terbagi menjadi dua, yaitu :
§ Top hammer
Metode pemboran top hammer adalah metode pemboran yang terdiri dari 2
kegiatan dasar yaitu putaran dan tumbukan. Kegiatan ini diperoleh dari gerakan
gigi dan piston, yang kemudian ditransformasikan melalui shank adaptor dan batang
bor menuju mata bor. Berdasarkan jenis penggerak putaran dan tumbukannya,
metode ini dibagi menjadi dua jeis yaitu : Hydrolic Top Hammer dan Pneumatic
top hammer.
§ Down the hole
hammer (DTH hammer)
Metode pemboran ini adalah metode pemboran tumbuk-putar yang sumber
dasarnya menggunakan udara bertekanan. DTH hammer dipasang dibelakang mata bor,
di dalam lubang sehingga hanya sedikit energi tumbukan yang hilang akibat
melewati batang bor dan sambungan-sambungannya. Contoh dari alat bor dengan
menggunakan temper tumbuk putar adalah jack hammer.
C.
Kendala yang Sering di Hadapi
Kinerja suatu mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor
sebagai berikut :
§ Sifat Batuan
§ Drilabilitas
Batuan (Drillability of Rock)
§ Umur dan Kondisi
Mesin Bor
§ Geometri
Pemboran.
Keuntungan dari pemboran hidraulik
adalah:
§ Konsumsi energi
rendah
§ Biaya asesoris
pemboran rendah
§ Kapasitas
pengeboran yang besar
§ Operasi lebih
fleksibel
Faktor- faktor yang harus
diperhatiakan dalam pemilihan bit yaitu:
§ Ukuran dan
bentuk mata bor
§ II-15 Ukuran gigi mata bor
§ Berat mata bor
§ Kekerasan
matriks.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pemilihan alat bor didasarkan pada :
a.
Jenis Batuan, dimana menentukan pemilihan alat bor,
percussive atau rotaryrushing dipakai untuk batuan yang keras, rotary-cutting dipakai
untuk batuan sedimen.
b.
Tinggi Jenjang, parameter yang dihubungkan dengan
ukuran lainnya. Tinggi jenjanditentukan terlebih dahulu dan parameter lainnya
disesuaikan atau ditentukan setelah mempertimbangkan aspek lainnya. Dalam
tambang terbuka dan quarry. Diusahakan tinggi jenjang ditentukan terlebih
dahulu, dengan beracuan pada peralatan bor yang tersedia. Tinggi jenjang jarang
melebihi 15 meter, kecuali ada pertimbangan lain.
c.
Kondisi Lapangan, kondisi lapangan sangat mempengaruhi
pemilihan peralatan.
B.
Saran
Penggunaan alat bor mekanik tentu disesuaikan
dengan kondisi area yang akan dilakukan bos, untuk itu pemilihan mata bor,
pengukuran, kedalaman pemboran menjadi poin penting dalam penggunaan alat bor
mekanik.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11331887/Komponen_dan_Fungsi_Alat_Bor diunduh pada tanggal 24 Februari 2016
http://mining09uncen.blogspot.co.id/2012/03/alat-alat-pemboran.html diunduh pada tanggal 24 Februari 2016
http://armikopratama.blogspot.co.id/2012/06/pengeboran.html diunduh pada tanggal 24 Februari 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar