KATA PENGANTAR
Pertama-tama penyusun ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada penyusun, sehingga Makalah ini dapat diselesaikan.
Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini yang masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan. Maka kritik dan saran dari para pembaca sangat penyusun harapkan memperbaiki Makalah penyusun di masa yang akan datang.
Bayung Lencir, April 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
A. Air Susu Ibu (ASI) 4
B. Pengaturan Kelahiran 11
C. Kelainan Sistem Reproduksi 14
BAB III PENUTUP 19
A. Kesimpulan 19
DAFTAR PUSTAKA 21
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Air susu ibu atau ASI adalah susu yang diproduksi oleh
manusia untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum
dapat mencerna makanan padat.
Air susu ibu (ASI) sebagai makanan alamiah adalah
makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang
dilahirkannya. Selain komposisinya yang sesuai untuk pertumbuhan bayi yang bisa
berubah sesuai dengan kebutuhan pada setiap saat, ASI juga mengandung zat
pelindung yang dapat menghindari bayi dari berbagai penyakit infeksi. Pemberian
ASI juga mempunyai pengaruh emosional yang luar biasa yang mempengaruhi
hubungan batin ibu dan anak dan perkembangan jiwa si anak. Pula terdapat
hubungan yang bermakna antara menyusui dan penjarangan kelahiran, belum lagi
keuntungan ekonomis.
Ada berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan dalam berkeluarga
termasuk mengenai perencanaan tentang pengaturan jumlah anak (KB), agar dapat
menghasilkan keturunan yang berkualitas, diantaranya terpenuhi pendidikan,
ekonomi dan mempertimbangkan kesehatan si ibu, memelihara jiwa dan
melindunginya dari berbagai ancaman berarti memelihara eksistensi kehidupan
umat manusia.
Namun adakalanya, tidak semua orang merasa senang dan bahagia dengan setiap
kelahiran yang tidak direncanakan, karena faktor kemiskinan, hubungan di luar
nikah dan alasan-alasan lainnya. Hal ini mengakibatkan, ada juga sebagian wanita yang
menggugurkan kandungannya setelah janin bersemi dalam rahimnya.
Proses
reproduksi pada manusia membutuhkan sperma dan ovum. Sperma merupakan sel
kelamin manusia yang dihasilkan oleh laki-laki.Adapun Ovum merupakan sel
kelamin manusia yang dihasilkan oleh perempuan. Organ reproduksi
laki-laki terdiri atas testis, saluran pengeluaran, dan penis. Testis berfungsi
sebagai penghasil sperma. Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis.
Testis berjumlah sepasang dan terletak pada kantong yang disebut skortum. Saluran
pengeluaran terdiri atas epididimis, vas deferens, dan uretra. Epididimis
merupakan saluran yang berkelak-kelok, tempat pematangan dan penyimpanan
sementara sperma.
Dari
epididimis, sperma mengalir menuju penis melalui vas deferens dan uretra. Penis
merupakan alat kelamin luar pada laki-laki. Penis berfungsi untuk memasukkan
sperma pada saluran kelamin wanita. Penis juga merupakan muara dari saluran
kencing. Organ reproduksi pada wanita terdiri atas ovarium, tuba Fallopi,
uterus dan vagina. Ovarium terletak di bawah perut, dan berfungsi sebagai
tempat produksi ovum (Sel Telur). Tuba Fallopi (saluran telur atau oviduk)
berbentuk seperti pipa dan ujungnya berbentuk corong dengan rumbai-rumbai.
Rumbai ini berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan ovarium. Uterus atau
rahim merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya janin. Vagina merupakan tempat
keluarnya bayi saat dilahirkan.
Proses
reproduksi pada manusia diawali dengan pembentukan sel kelamin pada laki-laki
dan perempuan. Pembentukan sel kelamin pada laki-laki (sperma) disebut
spermatogenesis. Spermatogenesis terjadi pada testis. Pada testis terdapat sel
induk sperma (spermatogonia) yang secara berurutan akan membelah menjadi
spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid, dan terbentuklah sperma.
Seorang laki-laki dapat menghasilkan sperma sepanjang hidupnya selama dia
sehat. Setiap hari, sperma yang dihasilkan sekitar 300 juta, namun hanya satu
sperma saja yang dapat membuahi ovum.
Pembentukan
sel kelamin (sel telur/ ovum) pada perempuan disebut oogenesis. Oogenesis
terjadi pada ovarium. Pada ovarium terdapat sel induk ovum (oogonium) yang
secara berurutan akan membelah menjadi oosit primer, oosit sekunder, ootid, dan
terbentuklah ovum. Ovum yang siap dibuahi akan keluar dari ovarium.
Peristiwa
pelepasan ovum dari ovarium disebut ovulasi. Saat ovum tidak dibuahi, ovum akan
mati dan terjadi menstruasi. Siklus menstruasi pada perempuan umumnya memiliki
jarak 28 hari. Pembentukan ovum pada wanita terjadi pada umur antara sekitar 13
sampai 45 tahun. Proses kehamilan akan terjadi jika ovum dibuahi oleh sperma.
Peristiwa pembuahan ovum oleh sperma disebut fertilisasi. Fertilisasi terjadi
pada tuba Fallopi. Sel telur yang telah dibuahi disebut zigot. Zigot bergerak
menuju rahim. Dalam perjalanannya menuju rahim, zigot membelah berulang kali
membentuk embrio. Selanjutnya, embrio akan menempel pada dinding rahim. Embrio
akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim membentuk janin. Janin akan keluar
sebagai bayi setelah sekitar 9 bulan berada di dalam rahim.
Penyakit
pada sistem reproduksi biasa disebabkan oleh jamur, bakteri atau virus. Bakteri
dapat menyebabkan beberapa gangguan pada organ reproduksi terutama organ
reproduksi pada wanita. Keputihan dengan warna hijau dan bau merupakan salah
satu gangguan yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri juga dapat menyebabkan
gangguan lebih lanjut berupa kista bahkan hingga menimbulkan kanker
rahim.
B.
Rumusan Masalah
a.
Apa
saja manfaat Air susu ibu (ASI) ?
b.
Apa
yang dimaksud dengan pengaturan kelahiran ?
c.
Apa
saja yang menyebabkan kelainan sistem produksi ?
C.
Tujuan
a.
Mengetahui
apa saja manfaat air susu ibu (ASI).
b.
Mengetahui
apa yang dimaksud dengan pengaturan kelahiran.
c.
Mengetahui
apa saja yang menyebabkan kelainan
sistem produksi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Air Susu Ibu (ASI)
a)
Aspek-Aspek ASI dalam Tumbuh Kembang Anak
1)
Aspek
Gizi
Manfaat
Kolostrum
§
Kolostrum
mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi terutama diare.
§
Jumlah
kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada
hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi
kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
§
Kolostrum
mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak
rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama
kelahiran.
§
Membantu
mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
Komposisi ASI
§
ASI
mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung
enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
§
ASI
mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan bayi/anak.
§
Selain
mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan
Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu
keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak
yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap.
Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80,
sehingga tidak mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI :
§
Taurin
adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai
neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak.
Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat
terjadinya gangguan pada retina mata.
§
Decosahexanoic
Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang
(polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak
yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin
pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat
dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing
dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
2)
Aspek
Imunologik
§
ASI
mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
§
Immunoglobulin
A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak
diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus
pada saluran pencernaan.
§
Laktoferin
yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat
besi di saluran pencernaan.
§
Lysosim,
enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus.
Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
§
Sel
darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri
dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi
pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan,
dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
§
Faktor
bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan
bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan
berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
3)
Aspek
Psikologik
§
Rasa
percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI
yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying
terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada
akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
§
Interaksi
Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada
kesatuan ibu-bayi tersebut.
§
Pengaruh
kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai
rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman
dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut
jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
4)
Aspek
Kecerdasan
§
Interaksi
ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan
system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
§
Penelitian
menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point
lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan
8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak
diberi ASI.
5)
Aspek
Neurologis
Dengan
menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang
terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
6)
Aspek
Ekonomis
Dengan
menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan
bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran
rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
7)
Aspek
Penundaan Kehamilan
Dengan
menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat
digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai
Metode Amenorea Laktasi (MAL).
b)
Beberapa Zat Nutrien Penting Yang Dikandung dalam ASI
1.
Laktosa
Sebagai
sumber penghasil energi, sebagai karbohidrat utama, meningkatkan penyerapan
kalsium dalam tubuh, merangsang tumbuhnya laktobasilus bifidus.
2.
Protein
Memiliki
fungsi untuk pengatur dan pembangun tubuh bayi.
3.
Lemak
Berfungsi
sebagai penghasi kalor/energi utama, menurunkan resiko penyakit jantung di usia
muda.
4.
Vitamin
A
Vitamin
yang sangat berguna bagi perkembangan penglihatan bayi.
5.
Zat
Besi
Zat
yang membantu pembentukan darah untuk menghindarkan bayi dari penyakit kurang
darah atau anemia.
6.
Taurin
Neotransmitter
yang baik untuk perkembangan otak anak anda.
7.
Laktobasilus
8.
Menghambat
pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh bayi yang dapat menyebabkan berbagai
penyakit atau gangguan kesehatan.
9.
Laktoferin
Menghambat perkembangan jamur kandida dan
bakteri stafilokokus yang merugikan kesehatan bayi.
10.
Lisozim
Sangat
bermanfaat untuk mengurangi karies dentis dan maloklusi serta dapat memecah
dinding bakteri yang merugikan.
11.
Kolostrum
Zat
penting yang mengandung banyak zat gizi dan zat pertahanan tubuh bayi dari
serangan penyakit.
12.
AA dan
DHA
Zat
yang didapat dari perubahan omega-3 dan omega-6 yang berfungsi untuk
perkembangan otak janin dan bayi.
c)
Air Susu Ibu dalam Mencegah Penyakit
ASI,
sangat penting dalam 'membentengi' bayi dari berbagai penyakit. Bayi yang baru
lahir, tentu sangat rentan terhadap berbagai hal 'asing' yang selama kurang
lebih 9 bulan tidak diterimanya sewaktu dalam kandungan.
ASI Mempunyai Daya Pruteksi dan Mengandung
Antibodi Sejak tahun 1982 literatur medis telah mendata bahwa air susu setiap
jenis mamalia termasuk manusia mempunyai daya proteksi terhadap turunannya
karena mengandung antibodi terhadap berbagai antigen. Penelitian Chen dkk.
dengan menggunakan formulir isian kepada para ibu dengan bayi yang berusia 18
bulan membuktikan bahwa bayi yang tidak pernah mendapat ASI 2 kali lebih sering
masuk rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI.
Selama
di dalam kandungan janin mendapat zat protektif melalui plasenta. Setelah lahir
suplai ini terhenti padahal sistem imunologis neonatus belum terbentuk/berfungsi
sempurna, sehingga pemberian ASI memegang peran penting untuk mencegah infeksi.
Imunoglobulin utama di dalam ASI adalah IgA yang dihasilkan atas respons
migrasi limfosit dari usus ibu sehingga mencerminkan antigen enterik dan
respiratorik ibu; ini memberikan proteksi terhadap patogen yang ada pada ibunya
karena sistem imunologis bayi masih imatur. ASI juga mengandung faktor proteksi
yang bukan termasuk sistem imunologik seperti lisozim, laktoferin,
oligosakarida, asam lemak yang semuanya berperan selain sebagai faktor
protektif juga mengandung beberapa faktor untuk pertumbuhan serta pematangan
sistem imun dan metabolik. ASI juga mengandung berbagai komponen anti-inflamasi
seperti vitamin A, C, dan E, sitokin, enzim dan inhibitor enzim, prostaglandin
E dan faktor pertumbuhan. Gorofalo dan Goldman (1999) juga menyatakan bahwa ASI
mengandung hormon seperti insulin, tiroksin dan faktor pertumbuhan saraf. Ini
semua tidak terdapat di dalam susu formula.
Berbagai
penelitian epidemiologik menunjukkan bahwa pemberian ASI pada bayi mempunyai
keuntungan terhadap kesehatan pada umumnya, pertumbuhan, perkembangan dan
pengurangan risiko terkena penyakit akut dan kronik. penelitian membuktikan
bahwa pemberian ASI mengurangi insidens dan atau beratnya diare, infeksi paru
bagian bawah, otitis media, sepsis, meningitis bakterialis, botulism, infeksi
saluran urogenitalis dan enterokolitis nekrotikans.
Hampir
90% kematian balita terjadi di negara berkembang dan lebih darti 40% kematian
disebabkan diare dan ISPA, penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian ASI
eksklusif. ASI telah terbukti
sangat bermanfaat dalam mencegah berbagai penyakit seperti:
1.
Infeksi
saluran cerna baik akut maupun kronik
2.
Infeksi
saluran cerna lainnya
3.
Infeksi
saluran nafas
4.
Mengandoog
anti-virus dan anti-bakteri
5.
faktor
anti-parasit
d)
Pentingnya ASI Eksklusif 6 Bulan
WHO, Uniceff dan juga Department
Kesehatan RI melalui SK Menkes tahun 2004. Telah menetapkan rekomendasi
pemberian ASI Ekslusif selama 6 bulan. Mengapa ASI Ekslusif Harus 6 Bulan?
a.
ASI
adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi hingga ia
berusia enam bulan. ASI adalah makan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang
mudah untuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu menyerapan
nutrisi.
b.
Menunda
pemberian makanan padat memberikan perlindungan yang lebih baik pada bayi
terhadap berbagai penyakit. Meskipun bayi terus menerima imunitas melalui ASI
selama mereka terus disusui, kekebalan paling besar diterima bayi saat dia
diberikan ASI eksklusif. ASI memiliki kandungan 50+ faktor imunitas yang sudah
dikenal, dan mungkin lebih banyak lagi yang masih tidak diketahui. Satu studi
memperlihatkan bayi yang diberikan ASI eksklusif selama 4 bulan+ mengalami
infeksi telinga 40% lebih sedikit daripada bayi yang diberi ASI ditambah
makanan tambahan lain. Probabilitas terjadinya penyakit pernapasan selama masa
kanak-kanak secara signifikan berkurang bila bayi diberikan ASI eksklusif
setidaknya selama 15 minggu dan makanan pada tidak diberikan selama periode
ini. (Wilson, 1998). Lebih banyak lagi studi yang juga mengaitkan tingkat
eksklusivitas ASI dengan meningkatnya kesehatan (lihat faktor imunitas pada
susu manusia dan Resiko pemberian makanan instan).
c.
Menunda
pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada sistem pencernaan bayi untuk
berkembang menjadi lebih matang. Biasanya bayi siap untuk makan makanan padat,
baik secara pertumbuhan maupun secara psikologis, pada usia 6 – 9 bulan. Bila
makanan padat sudah mulai diberikan sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk
menerimanya, maka makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan dapat
menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan (gangguan pencernaan, timbulnya gas,
konstipasi dll)
d.
Menunda
pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada bayi agar sistem yang dibutuhkan
untuk mencerna makanan padat dapat berkembang dengan baik
e.
Menunda
pemberian makanan padat mengurangi resiko alergi makanan.
f.
Menunda
pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari anemia karena kekurangan
zat besi. Pengenalan suplemen zat besi dan makanan yang mengandung zat besi,
terutama pada usia enam bulan pertama, mengurangi efisiensi penyerapan zat besi
pada bayi. Bayi yang sehat dan lahir cukup bulan yang diberi ASI eksklusif
selama 6-9 bulan menunjukkan kecukupan kandungan hemoglobin dan zat besi yang
normal.
g.
Menunda
pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari resiko terjadinya
obesitas di masa datang
h.
Menunda
pemberian makanan padat membantu para ibu untuk mejaga kesediaan ASI mereka.
i.
Menunda
makanan padat membantu memberi jarak pada kelahirn bayi.
B.
Pengaturan Kelahiran
1)
Pengertian Pengaturan Kelahiran
Pengaturan kelahiran, yang dikenal pula sebagai kontrasepsi dan pengaturan
fertilitas, merupakan metode atau alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Perencanaan,
pembekalan, dan penggunaan kontrasepsi disebut keluarga berencana. Seks aman, seperti
penggunaan kondom
wanita atau pria, juga dapat membantu mencegah infeksimenular seksual. Metode pengaturan
kelahiran telah digunakan sejak zaman dahulu, tetapi metode yang efektif dan
aman baru tersedia pada abad ke 20. Pada beberapa kebudayaan akses pada
kontrasepsi dibatasi karena dianggap tidak seesuai baik secara moral maupun
politik.
Metode kontrasepsi yang paling
efektif adalah sterilisasi dengan vasektomi pada pria dan pengikatan
tuba/saluran falopii pada wanita, alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) dan kontrasepsi
implan (susuk KB).Ini disusul
dengan sejumlah kontrasepsi hormonal termasuk pil oral, koyo, cincin vagina, dan suntik. Metode yang kurang efektif termasuk barier seperti kondom, diafragma, dan sponge kontrasepsi serta metode keluarga berencana alamiahs. Metode yang kurang efektif yaitu spermisida dan sanggama
terputus oleh pria sebelum ejakulasi. Sterilisasi, walaupun sangat efektif,
biasanya tidak reversibel; semua metode lain bersifat reversibel, sebagian
besar segera setelah dihentikan.[7] Kontrasepsi darurat dapat mencegah kehamilan dalam beberapa hari setelah hubungan seks
tanpa perlindungan. Ada yang menganggap pantang
berhubungan seks sebagai
kontrasepsi, tetapi pendidikan
seks yang hanya mengandalkan pantangdapat
meningkatkan kehamilan di usia remaja jika tidak disertai pendidikan
kontrasepsi.
Dalam remaja, kehamilan mempunyai risiko lebih besar berakhir buruk. Pendidikan seks yang komprehensif dan akses pada
kontrasepsi menurunkan tingkat kehamilan yang tidak diinginkan pada kelompok
usia ini.[10][11] Walaupun semua bentuk kontrasepsi dapat digunakan oleh orang muda,[12] metode kontrasepsi
reversibel jangka panjang seperti implan,
AKDR/IUD, atau cincin vagina secara khusus bermanfaat dalam menurunkan tingkat
kehamilan remaja. Setelah melahirkan, wanita yang tidak menyusui secara eksklusif
dapat hamil lagi dalam empat hingga enam minggu. Beberapa metode kontrasepsi
dapat dimulai segera setelah melahirkan, tetapi yang lain perlu ditunda hingga
enam bulan. Bagi yang menyusui secara eksklusif metode progestin lebih dipilih
dibandingkan dengan kontrasepsi oral kombinasi. Bagi yang telah mencapai menopause disarankan untuk meneruskan kontrasepsi hingga setahun setelah
menstruasi terakhir.
2)
Metode Pengaturan Kelahiran
Metode kontrasepsi meliputi metode barier, kontrasepsi hormonal, alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR),
sterilisasi, dan metode perilaku. Metode ini digunakan sebelum atau selama
berhubungan seks sedangkan kontrasepsi darurat efektif hingga beberapa hari setelah berhubungan seks. Efektivitas
biasanya dinyatakan sebagai persentase wanita yang hamil setelah menggunakan
metode yang diberikan selama tahun pertamanya dan
kadang-kadang sebagai tingkat kegagalan seumur hidup di antara metode dengan
efektivitas tinggi, seperti pengikatan
tuba/saluran falopii.
Metode yang paling efektif adalah
yang tahan lama dan tidak memerlukan kunjungan perawatan kesehatan secara
terus-menerus. kontrasepsi mantap, kontrasepsi implan, dan alat kontrasepsi
dalam rahim (AKDR) memiliki tingkat kegagalan pada tahun pertama kurang dari
1%. Pil kontrasepsi hormonal, koyo atau cincin, dan metode amenore
laktasi (MAL), bila digunakan dengan ketat, juga memiliki tingkat kegagalan
pada tahun pertama (atau untuk MAL, enam bulan pertama) kurang dari 1%. Dengan penggunaan yang tidak tepat,
tingkat kegagalan pada tahun pertama cukup tinggi, yaitu pada kisaran 3-9%. Metode lain seperti pemahaman
fertilitas (metode kalender), kondom, diafragma, dan spermisida memiliki
tingkat kegagalan pada tahun pertama yang lebih tinggi, bahkan dengan
penggunaan yang tepat.
Meskipun semua metode kontrasepsi
memiliki kemungkinan efek yang tidak diinginkan, risikonya lebih kecil dibandingkan
risiko kehamilan. Setelah menghentikan atau mencabut berbagai metode kontrasepsi, termasuk
kontrasepsi oral, AKDR, implan (susuk) dan suntikan, tingkat kehamilan pada
tahun berikutnya sama dengan mereka yang tidak menggunakan kontrasepsi.
3)
Perlindungan Ganda
Perlindungan Ganda adalah metode yang digunakan untuk
mencegah infeksi yang ditularkan secara seksual dan juga kehamilan. Hal ini
dapat dilakukan dengan menggunakan kondom saja atau digabungkan dengan alat KB
lain atau dengan menghindari seks penetratif. Jika kehamilan menjadi kekhawatiran
utama, penggunaan kedua metode dalam waktu yang bersamaan masih dapat diterima,
dan dua jenis alat KB yang direkomendasikan bagi yang mengonsumsi obat anti-jerawat isotretinoin, karena obat tersebut memiliki risiko tinggi
terjadinya cacat
lahir bila
digunakan selama masa kehamilan.
C.
Kelainan Sistem Produksi
Gangguan Kelainan pada Alat Reproduksi Pria Wanita Gangguan
Kelainan pada Alat Reproduksi Pria Wanita- Sistem reproduksi manusia dapat
mengalami gangguan, baik disebabkan oleh kelainan maupun penyakit. Gangguan
sistem reproduksi dapat terjadi baik pada wanita maupun pria.
1.
Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
Gangguan
pada sistem reproduksi wanita dapat berupa gangguan menstruasi, kanker
genitalia, endometriosis, dan infeksi vagina.
a.
Gangguan
menstruasi
Gangguan
menstruasi terdiri atas amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer
adalah tidak terjadinya manarkhe (menstruasi) sampai usia 17 tahun dengan atau
tanpa perkembangan seksual sekunder. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya
menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang telah mengalami siklus
menstruasi.
b.
Kanker
genitalia
Kanker
genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks, dan ovarium. Kanker
vagina tidak diketahui penyebabnya, mungkin karena iritasi yang disebabkan oleh
virus. Pengobatannya dengan kemoterapi dan bedah laser. Kanker serviks terjadi
bila pertumbuhan sel-sel yang abnormal di seluruh lapisan epitel serviks.
Penanganannya dengan pengangkatan uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian
atas vagina, dan kelenjar limfa panggul. Kanker ovarium gejalanya tidak jelas.
Biasanya dapat berupa rasa pegal pada panggul, perubahan fungsi saluran
pencernaan, atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganannya dengan
kemoterapi dan pembedahan.
c.
Endometriosis
Endometriosis
adalah keadaan di mana jaringan endometrium terdapat di luar rahim, yaitu dapat
tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, atau jalur di luar rahim. Gejalanya berupa
nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada saat menstruasi. Jika tidak
ditangani akan menyebabkan sulit terjadinya kehamilan. Penanganannya dengan
pemberian obat-obatan, laparoskopi, atau bedah laser.
d.
Infeksi
vagina
Gejalanya
berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi ini menyerang wanita usia
produktif terutama yang menikah. Penyebabnya adalah akibat hubungan kelamin.
e.
Penyempitan
Saluran Telur/Oviduk
Kelainan ini
merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi kuman
tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk menjangkau
bagian dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit terjadi.
f.
Kemandulan/infertilitas
Dalam keadaan
normal, seorang laki-laki yang mengalami ejakulasi mengeluarkan cairan semen
atau mani sebanyak 4 mililiter setiap kalinya. Dalam 4 ml mani tersebut
terkandung 120 juta ekor sperma. Jumlah ini memiliki peluang untuk dapat
membuahi sel telur. Apabila kandungan sperma di bawah angka 120 juta dalam
setiap ejakulasi, sudah termasuk tidak subur atau kategori mandul. Bagi wanita,
kesuburan ditandai dengan matangnya satu buah sel telur sekali dalam sebulan.
Jika dalam perjalanan hidupnya tidak setiap bulan sel telur yang siap dibuahi,
wanita tersebut dikategorikan kurang subur atau mandul.
g.
Kanker
Cerviks (Mulut Rahim)
Gangguan ini
dialami oleh wanita. Kanker leher rahim adalah kanker yang menyerang leher
rahim perempuan melalui tahap-tahap pra-kanker (displasia ringan), displasia
berat, kanker yang belum menyebar dan kanker yang akan menyebar. Pada stadium
lanjut, kanker ini memiliki gejala pendarahan setelah senggama, pendarahan
setelah menopouse dan keputihan atau keluar cairan kekuningkuningan, berbau dan
bercampur dengan darah.
h.
Kanker
Payudara
Penyakit ini
juga rentan menyerang wanita. Seorang wanita yang tidak pernah menyusui besar
kemungkinan dapat menderita penyakit ini.
i.
Kanker
Ovarium
Kanker ovarium
adalah kanker yang menyerang indung telur kiri atau kanan, atau kedua-duanya.
Kanker indung telur biasanya menyerang perempuan yang sudah menopouse (berumur
50 tahun ke atas).
j.
Hamil
Anggur (Mola Hidalidosa)
Hamil anggur
merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi
gelembunggelembung mola dan bekuan darah. Hamil anggur dapat menyebabkan
kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses
mola dan infeksi.
Kanker Prostat
Kanker prostat adalah kanker yang menyerang kelenjar prostat pada pria. Kanker
ini menyebabkan sel-sel dalam kelenjar prostat tumbuh abnormal dan tidak
terkendali. Kanker prostat biasanya menyerang pria usia 60 tahun ke atas. l.
Condiloma Accuminata Penyakit condiloma accuminata disebabkan oleh virus Human
papilloma. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya kutil yang dapat membesar dan
akhirnya dapat menimbulkan kanker mulut rahim.
2.
Gangguan pada sistem Reproduksi Pria
Gangguan
pada sistem reproduksi pria dapat berupa hipogonadisme, kriptorkidisme,
prostatitis, epididimitis, dan orkitis.
a.
Hipogonadisme,
merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi
hormon, seperti hormon androgen dan estrogen. Gangguan ini menyebabkan
infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganannya
dapat dilakukan dengan terapi hormon.
b.
Kriptorkidisme,
merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen
ke dalam scrotum pada waktu bayi. Penangannya dapat dilakukan dengan pemberian
hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang testoteron.
c.
Uretritis,
peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air
kecil. Penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum, atau
virus herpes.
d.
Prostatitis,
merupakan peradangan prostat. Penyebabnya adalah bakteri Escherichia
coliataupun bukan bakteri.
e.
Epididimitis,
merupakan infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Penyebabnya
adalah E. coli dan Chlamydia. f. Orkitis, merupakan peradangan pada testis yang
disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat
menyebabkan infertilitas.
f.
Impotensi
Kelainan ini
dialami oleh laki-laki, yaitu suatu keadaan penis yang tidak dapat
melakukanereksi (tegang), sehingga sulit untuk melakukan kopulasi
(fertilisasi). Biasanya impotensi disebabkan oleh faktor hormonal, yaitu
terhambatnya fungsi hormon reproduksi, bisa juga disebabkan oleh faktor
psikologis atau emosional seseorang.
g.
Sifilis
Sifilis
disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, penyakit ini dapat ditularkan
melalui hubungan seksual, transfusi darah, atau luka mikroskopis.
h.
Gonorhoe
(kencing nanah)
Penyakit
gonorhoe adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae. Penyakit kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya
adalah keluar cairan berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada
pria mulut uretra bengkak dan agak merah.
i.
Sifilis
(Raja singa)
Penyakit
sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini menular
melalui hubungan seksual. Gejala yang timbul adalah luka pada kemaluan, bintik
atau bercak merah di tubuh, kelainan saraf, jantung, pembuluh saraf, dan kulit.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Air
susu ibu (ASI) sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang dapat
diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang dilahirkannya. Selain komposisinya
yang sesuai untuk pertumbuhan bayi yang bisa berubah sesuai dengan kebutuhan
pada setiap saat, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat menghindari bayi
dari berbagai penyakit infeksi. Pemberian ASI juga mempunyai pengaruh emosional
yang luar biasa yang mempengaruhi hubungan batin ibu dan anak dan perkembangan
jiwa si anak. Pula terdapat hubungan yang bermakna antara menyusui dan
penjarangan kelahiran, belum lagi keuntungan ekonomis.
Pengaturan
kelahiran, yang dikenal pula sebagai kontrasepsi dan pengaturan
fertilitas, merupakan metode atau alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan Metode kontrasepsi meliputi metode barier, kontrasepsi hormonal, alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR),
sterilisasi, dan metode perilaku. Metode ini digunakan sebelum atau selama
berhubungan seks sedangkan kontrasepsi darurat efektif hingga beberapa hari setelah berhubungan seks. Efektivitas
biasanya dinyatakan sebagai persentase wanita yang hamil setelah menggunakan
metode yang diberikan selama tahun pertamanya dan
kadang-kadang sebagai tingkat kegagalan seumur hidup di antara metode dengan
efektivitas tinggi, seperti pengikatan
tuba/saluran falopii.
Gangguan Kelainan pada Alat Reproduksi Pria Wanita Gangguan
Kelainan pada Alat Reproduksi Pria Wanita- Sistem reproduksi manusia dapat
mengalami gangguan, baik disebabkan oleh kelainan maupun penyakit. Gangguan
sistem reproduksi dapat terjadi baik pada wanita maupun pria.
Gangguan pada
Sistem Reproduksi Wanita
a.
Gangguan
menstruasi
b.
Kanker
genitalia
c.
Endometriosis
d.
Infeksi
vagina
e.
Penyempitan
Saluran Telur/Oviduk
f.
Kemandulan/infertilitas
g.
Kanker
Cerviks (Mulut Rahim)
h.
Kanker
Payudara
i.
Kanker
Ovarium
j.
Hamil
Anggur (Mola Hidalidosa)
Gangguan pada
sistem Reproduksi Pria
a.
Hipogonadisme
b.
Kriptorkidisme
c.
Uretritis
d.
Prostatitis
e.
Epididimitis
f.
Impotensi
g.
Sifilis
h.
Gonorhoe
(kencing nanah)
i.
Sifilis
(Raja singa)
DAFTAR
PUSTAKA