Sabtu, 14 Mei 2016

MAKALAH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN ANAK DI SD

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai.
Tak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Sudjoko, M.Pd. yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata cara bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca, agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan serta pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.


Senawar Jaya, 15 April 2016


Penyusun


DAFTAR ISI


Halaman Judul                                                                                                i
Kata Pengantar                                                                                               ii
Daftar Isi                                                                                                         iii
BAB I PENDAHULUAN                                                                             1
1.1  Latar Belakang                                                                              1
1.2  Tujuan                                                                                           1
BAB II            PEMBAHASAN                                                                               1
2.1  Pendekatan Pembelajaran Holistik dan Konstruktivisme             2
2.2  Pendekatan Belajar Experiential Learning dan Multiple
Intellegence                                                                                   4
BAB III PENUTUP                                                                                       7
3.1  Simpulan                                                                                       7
3.2  Saran                                                                                             7
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                8


BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Belajar sebagai suatu proses psikologis sering merupakan sesuatu yang tidak mudah dipahami dengan baik. Proses psikologis dalam diri anak yang belajar mengandung misteri. Artinya proses psikologis yang disebut belajar itu selalu mengandung persoalan yan sulit dipecahkan secara tuntas oleh suatu pendekatan tunggal, pembahasan belajar oleh satu pendekatan tertentu selalu berujung dengan persoalan baru yang sulit.
Tidak ada suatu pendekatan belajar yang mengklaim dapat menjawab semua persoalan yang terkait dengan proses psikolgis belajar secara lengkap dan tuntas. Suatu pendekatan belajar selalu bertitik tolak dari suatu sudut pandang tertentu yang sudah pasti berbeda dengan pendekatan belajar yang lain yang bertitik tolak dari sudut pandang yang berlainan. Jadi kemampuan suatu pendekatan untuk menjelaskan proses psikologis belajar itu sangat terbasa dan berbeda-beda.
Upaya untuk mencapai tujuan pengembangan tersebut peran seorang pendidik dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran sangat besar, karena guru dituntut dalam melaksanakan proses dalam pengelolahan kelas terutama pada kegiatann belajar dan pembelajaran dilaksanakan secara langsung.

1.2         Tujuan
1.2.1   Untuk mengetahui beberapa pendekatan pembelajaran.
1.2.2   Supaya memiliki pemahaman yang kaya dan beragam tentang belajar.
1.2.3   Supaya kita dapat menyesuaikan pendekatan pembelajaran yang dapat mencapai tujuan dan materi pembelajaran.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pendekatan Pembelajaran Holistik Dan Kontruktivisme
          2.1.1  Pengertian dan Fungsi Pendekatan Pembelajaran Bagi Guru
Teori dapat diartikan sebagai seperangkat hipotesis yang di organisasikan secara koheren mengenai sesuatu atau serangkaian fenomena yang terjadi di dilingkungan nyata. Tugas atau karakteristik suatu teori adalah :
a.             Memberikan suatu kerangka kelja konseptual mengenai sesuatu yang dapat dijadikan sebagat dasar bagi suatu penelitian.
b.             Memberikan gilflrprinsip yang dapat diuji kecocokannya dengan kondisi nyata.
Sarwono S.W (1987) menjelaskan beberapa fungsi teori yaitu :
1.             Fungsi deskfipsi, fimgsi eksplanasi, fungsi prediksi dan fungsi penelitian dan pengembangan.
2.             Fungsi deskripsi berarti suatu teori itu untuk menggambarkan suatu yang terjadi dalam lingkungan yang apa adanya tanpa dibuat-buat jadi harus obyektif.
3.             Fungsi ekplanasi artinya suatu teori itu harus memberikan penjelasan tentang suatu fenomena yang komplek menjadi penjelasan yang rasional, sistematis, dan mudah dipahami.
4.             Fungsi prediksi adalah bahwa suatu teori itu harus dapat memprediksi, memperkirakan atau meramalkan teljadina sesuatu atau dasar pristiwa sebelumnya.
5.             Fungsi pengujian adalah bahwa suatu teori itu harus menguji fenomena terkini dan mengembangkan teon yang baru Disisi lain pembelajaran merupakan suatu fenomena yang kompleks dan berdimensi jamak, sehingga muncul berbagai pendekatan yang berbeda-beda.
Dantes (1996) mengemukakan bahwa suatu pendekatan pembelajaran biasanya dibangun atas dasar posisi pemahaman tertentu tentang apa hakikat, fokus yang dipentingkan, bagaimana cara-cara pencapaian nya serta asumsi-asumsi penerapannya. Fungsi pendekatan pembelajaran adalah memberikan suatu pemahaman tentang suatu atau cara pembelajaran yang dianggap efektif dan memberi panduan yang dapat diuji kecocokannya dengan kondisi nyata.

2.1.2  Pendekatan Pem belajaran Holistic Dan Kontruktivisme
Pendekatan olistik atau terpadu dalam pembelajaran, diilhami oleh psikologi Gestalt yang dipelopori oleh Wertheimer, Koffl<a, dan Kohler. Menurut mereka, objek atau peristiwa tertentu akan pandang oleh individusebagai suatu keseluruhan yang terorganisasikan. Dengan kata lain, individu akan member makna terhadap suatu objek atau peristiwa, tennasuk dalam pembelajaran. Produk pembelajaran seyogiyanya tidak dilihat dampaknya terhasap salah satu aspek individual anak, melainkan harus dan keseluruhan aspek yang mencangkup dimensi fisik, sosial, kognitif, emosi, moral dan kepribadian secara utuh.

2.1.3 Pendekatan Pembelajaran Kontruktivisme
Menurut Von Glaserfrld, membedakan tiga level pengetahuan dan kenyataan yaitu :
1.             Kotruktivisme radikal mengabaikan hubungan antara pengetahuan dan kenyataan sebagai kriteria kebenaran bagi kaum radikal pengetahuan adalah suatu pengaturan atau grganisai dari suatu objek yang dibentuk oleh seseorang.
2.             realisme hipotetik, memandang pengetahuan sebagai suatu hipotesis dari suatu struktur kenyataan dan sedang berkembang menuju pengetahuan yang sejati yang dekat dengan realitas
3.             Kotruktivisme yang diasa masih melihat pengetahuan sebagai satu gambaran yang dibentuk dari kenyataan suatu objek selain itu pandangan kotruktivisme juga menghendaki guru untuk menerapkan pendekatan mengajar yang berpusat pada anak. Beberapa hal yang diperlukan untuk menyokong pendekatan berorientasi pada anak-anak.
§    Pertama, orientasi mengajar tidak hanya untuk pencapaian prestasi akademik
§    Kedua, topik-topik yang dipelajari yang dipelaji dapat berdasarkan pengalaman anak yang relevan
§    Ketiga, metode mengajar harus berorientasi pada anak dengan sifat yang menyenangkan
§    Keempat, kesempatan anak untuk bermain dan bekerja sama dengan orang lain mendapat priolitas
§    Kelima, bahan pembelajaran dapat diambil dari bahan yang konkret
§    Keenam, penilai tidak hanya terbatas pada aspek kognitif semata
§    Ketujuh, keenam hal tersebut membawa implikasi gum, yang harus menampilkan diri sebagai gum dalam proses pembelajaran, dan bukan hanya sekedar mentransformasikan pengetahuan kepada anak.

2.2         Pendekatan Belajar Experiential Learning Dan Multiple Intelligence
2.2.1   Pendekatan Belajar Berdasarkan Pengalaman
Proses belajar merupakan siklus dari empat kegiatan yaitu :
1.             anak mengalami pengalaman konkret
2.             anak melakukan observasi dan rfleksi terhadap pengalaman
3.             anak membentuk konsep abstrak an generalisari dan
4.             anak melakukan eksperimentasi atau pengujian konsepdalam situasi baru
2.2.2  Pendekatan Pembelajaran Kecerdasan Jamak
a.             konsep dasar multiple intelligence
ungkapan Howard Gadner, ia memandang bahwa ruang lingkup potensi manusia melebihi skor IQ dan tidak terbatas hanya pada kemampuan memecahkan masalah dan mengahsilkan produk. Gadner (Amstrong 1994) telah melakukan kemampuan pemetaan kemampuan manusia kedalam tujuh kategori kecerdasan yang lebih komperensif, yaitu :
§    Pertama, kecerdasan bahasa adalah kapasitas menggunakan kata-kata secara efektif baik secara lisan maupun tulisan.
§    Kedua, kecerdasan matematika dan logika, adalah kapasitas menggunakan angka secara efektif.
§    Ketiga, kecerdasan pemahan ruang adalah kemampuan mengamati ruang dan visual secara akurat serta melakukan transformasi terhadap persepsi.
§    Keempat, kecerdasan adalah kemampuan menggunakan anggota tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan dan menggunakan tangan mentransformasikan sesuatu.
§    Kelima, kecerdasan musical.
§    Keenam, kecerdasan interpersonal.
§    Ketujuh, kecerdasan intrapersonal.
Hal yang penting tentang pendekatan multiple intelegence adalah :
1.             setiap individu memiliki ketujuh kecerdasan yang bersifat unit.
2.             induvidu mengembangkan masing-masing intelegensinya, sesuai dengan tingkat perkembangan.
3.             Masing-masing kecerdasan saling memiliki keterkaitan menjadi system yang kompleks.
1.             Terdapat beragam cara umtuk menjadi intelligent dalam setiap kategori kecerdasan
Pendekatan multiple intelegence pada dasarnya menentukan pada hal yang terbaik yang dapat dilakukan guru. Diluar penggunaan buku teks, dan papan tulis yang di harapkan dapat membangkitkan aktivitas berpikir anak.
Tujuh langkah untuk mengembangkan kmikulum yang berbasis pendekatan ini, yaitu:
1.             Focus pada topik dan tujuan khusus
2.             Munculkan pertanyaan multiple intelegence
3.             Pertimbangkan segala kemungkinan
4.             Ada curah pendapat
5.             Pilih aktivitas yang cocok
6.             Kembangkan urutan tindakan
7.             Implementasikan rencana yang telah dibuat



BAB III
PENUTUP

3.1         Simpulan
Peran guru dalam proses membelajarkan anak semakin penting karena dimensi depan guru tidak lagi merupakan sumber informasi atau penyampaian pengetahuan kepada anak, melainkan lebih merupakan fasilitator yang mempermudah anak belajar.
Penerapan pendekatan pembelajaran akan sangat bergantung pada kreatifitas anda sebagai guru. Artinya, keunggulan dari masing-masing pendekatan itu tidak dapat diterapkan secara langsung melainkan harus disesuaikan kembali sesuai dengan konteks sosio – budaya Indonesia.

3.2         Saran
Sebagai guru kita diharuskan banyak belajar dan mencari informasi tentang cara mengajar yang baik. Mencari informasi tentang materi olah metode bahkan bahan ajar yang dapat membantu kita dan mempermudah dalam menyampaikan informasi atau materi kepada siswa.













DAFTAR PUSTAKA


Amstrong, T (1994). Multiple Intellegenci In the Class Room. Alexandria: Association for Supervision and Curiculum Development.
Dahar, Ratna Wilis. (1996), Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga
Dantes N. (1996). Landasan-landasan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta : Depdikbud (tidak diterbitkan)
Depdikbud. (1998). Perkembangan dan Belajar Peserta Didik, Jakarta: Depdikbud
Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hendrojuwono W. (1990). Pengaruh Experiential Learning terhadap Peningkatan Ketahanan Ego dan Kontrol Ego. Disertasi. Bandung: Program, Pascasarjana UNPAD.
Julaeha, Siti. (2007). Belajar melalui Pengalaman. Jakarta: Depdiknas – Universitas Terbuka.
Kolb, D. (1984). Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development. Englewood Cliffs: Pretice Hall.
Semiawan, Conny R. (Ed). (1999). Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Depdikbud (tidak diterbitkan)
Surya, Mohammad. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Qurasy.
Suparno, Paul. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Pandangan Konstruktivisme. Jurnal Pendidikan. No. 2/1999. Bandung: FIP IKIP Bandung.
Woolfolk, A. (1993), Educational Psychology. Fifth Edition. Boston: Allyn and Bacon.









Rabu, 11 Mei 2016

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penyusun ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada penyusun, sehingga Makalah ini dapat diselesaikan.
Penyusun juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini yang masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan. Maka kritik dan saran dari para pembaca sangat penyusun harapkan memperbaiki Makalah penyusun di masa yang akan datang.         



Bayung Lencir, April 2016



Penyusun






DAFTAR ISI


Halaman Judul                                                                                                i
Kata Pengantar                                                                                               ii
Daftar Isi                                                                                                         iii
BAB I PENDAHULUAN                                                                             1
A.    Latar Belakang                                                                              1
B.     Rumusan Masalah                                                                         3
C.     Tujuan                                                                                           3
BAB II            PEMBAHASAN                                                                               4
A.       Air Susu Ibu (ASI)                                                                      4
B.     Pengaturan Kelahiran                                                                    11       
C.     Kelainan Sistem Reproduksi                                                         14
BAB III PENUTUP                                                                                       19
A.    Kesimpulan                                                                                   19

DAFTAR PUSTAKA                                                                                                21

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Air susu ibu atau ASI adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat.
Air susu ibu (ASI) sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang dilahirkannya. Selain komposisinya yang sesuai untuk pertumbuhan bayi yang bisa berubah sesuai dengan kebutuhan pada setiap saat, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat menghindari bayi dari berbagai penyakit infeksi. Pemberian ASI juga mempunyai pengaruh emosional yang luar biasa yang mempengaruhi hubungan batin ibu dan anak dan perkembangan jiwa si anak. Pula terdapat hubungan yang bermakna antara menyusui dan penjarangan kelahiran, belum lagi keuntungan ekonomis. 
Ada berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan dalam berkeluarga termasuk mengenai perencanaan tentang pengaturan jumlah anak (KB), agar dapat menghasilkan keturunan yang berkualitas, diantaranya terpenuhi pendidikan, ekonomi dan mempertimbangkan kesehatan si ibu, memelihara jiwa dan melindunginya dari berbagai ancaman berarti memelihara eksistensi kehidupan umat manusia.
Namun adakalanya, tidak semua orang merasa senang dan bahagia dengan setiap kelahiran yang tidak direncanakan, karena faktor kemiskinan, hubungan di luar nikah dan alasan-alasan lainnya. Hal ini mengakibatkan, ada juga sebagian wanita yang menggugurkan kandungannya setelah janin bersemi dalam rahimnya.
Proses reproduksi pada manusia membutuhkan sperma dan ovum. Sperma merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh laki-laki.Adapun Ovum merupakan sel kelamin manusia yang dihasilkan oleh perempuan.  Organ reproduksi laki-laki terdiri atas testis, saluran pengeluaran, dan penis. Testis berfungsi sebagai penghasil sperma. Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis. Testis berjumlah sepasang dan terletak pada kantong yang disebut skortum. Saluran pengeluaran terdiri atas epididimis, vas deferens, dan uretra. Epididimis merupakan saluran yang berkelak-kelok, tempat pematangan dan penyimpanan sementara sperma. 
Dari epididimis, sperma mengalir menuju penis melalui vas deferens dan uretra. Penis merupakan alat kelamin luar pada laki-laki. Penis berfungsi untuk memasukkan sperma pada saluran kelamin wanita. Penis juga merupakan muara dari saluran kencing. Organ reproduksi pada wanita terdiri atas ovarium, tuba Fallopi, uterus dan vagina. Ovarium terletak di bawah perut, dan berfungsi sebagai tempat produksi ovum (Sel Telur). Tuba Fallopi (saluran telur atau oviduk) berbentuk seperti pipa dan ujungnya berbentuk corong dengan rumbai-rumbai. Rumbai ini berfungsi untuk menangkap ovum yang dilepaskan ovarium. Uterus atau rahim merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya janin. Vagina merupakan tempat keluarnya bayi saat dilahirkan.
Proses reproduksi pada manusia diawali dengan pembentukan sel kelamin pada laki-laki dan perempuan. Pembentukan sel kelamin pada laki-laki (sperma) disebut spermatogenesis. Spermatogenesis terjadi pada testis. Pada testis terdapat sel induk sperma (spermatogonia) yang secara berurutan akan membelah menjadi spermatosit primer, spermatosit sekunder, spermatid, dan terbentuklah sperma. Seorang laki-laki dapat menghasilkan sperma sepanjang hidupnya selama dia sehat. Setiap hari, sperma yang dihasilkan sekitar 300 juta, namun hanya satu sperma saja yang dapat membuahi ovum. 
Pembentukan sel kelamin (sel telur/ ovum) pada perempuan disebut oogenesis. Oogenesis terjadi pada ovarium. Pada ovarium terdapat sel induk ovum (oogonium) yang secara berurutan akan membelah menjadi oosit primer, oosit sekunder, ootid, dan terbentuklah ovum. Ovum yang siap dibuahi akan keluar dari ovarium. 
Peristiwa pelepasan ovum dari ovarium disebut ovulasi. Saat ovum tidak dibuahi, ovum akan mati dan terjadi menstruasi. Siklus menstruasi pada perempuan umumnya memiliki jarak 28 hari. Pembentukan ovum pada wanita terjadi pada umur antara sekitar 13 sampai 45 tahun. Proses kehamilan akan terjadi jika ovum dibuahi oleh sperma. Peristiwa pembuahan ovum oleh sperma disebut fertilisasi. Fertilisasi terjadi pada tuba Fallopi. Sel telur yang telah dibuahi disebut zigot. Zigot bergerak menuju rahim. Dalam perjalanannya menuju rahim, zigot membelah berulang kali membentuk embrio. Selanjutnya, embrio akan menempel pada dinding rahim. Embrio akan tumbuh dan berkembang di dalam rahim membentuk janin. Janin akan keluar sebagai bayi setelah sekitar 9 bulan berada di dalam rahim.
Penyakit pada sistem reproduksi biasa disebabkan oleh jamur, bakteri atau virus. Bakteri dapat menyebabkan beberapa gangguan pada organ reproduksi terutama organ reproduksi pada wanita. Keputihan dengan warna hijau dan bau merupakan salah satu gangguan yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri juga dapat menyebabkan gangguan lebih lanjut berupa kista bahkan hingga menimbulkan kanker rahim. 

B.            Rumusan Masalah
a.              Apa saja manfaat Air susu ibu (ASI) ?
b.             Apa yang dimaksud dengan pengaturan kelahiran ?
c.              Apa saja yang menyebabkan kelainan sistem produksi ?

C.           Tujuan
a.              Mengetahui apa saja manfaat air susu ibu (ASI).
b.             Mengetahui apa yang dimaksud dengan pengaturan kelahiran.
c.              Mengetahui  apa saja yang menyebabkan kelainan sistem produksi.








BAB II
PEMBAHASAN

A.           Air Susu Ibu (ASI)
a)             Aspek-Aspek ASI dalam Tumbuh Kembang Anak
1)             Aspek Gizi
Manfaat Kolostrum
§    Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
§    Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
§    Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
§    Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
Komposisi ASI
§    ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
§    ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
§    Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI :
§    Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
§    Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
2)             Aspek Imunologik
§    ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
§    Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
§    Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
§    Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
§    Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
§    Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
3)             Aspek Psikologik
§    Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
§    Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
§    Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
4)             Aspek Kecerdasan
§    Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
§    Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.


5)             Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
6)             Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
7)             Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).

b)                 Beberapa Zat Nutrien Penting Yang Dikandung dalam ASI
1.             Laktosa
Sebagai sumber penghasil energi, sebagai karbohidrat utama, meningkatkan penyerapan kalsium dalam tubuh, merangsang tumbuhnya laktobasilus bifidus.
2.             Protein
Memiliki fungsi untuk pengatur dan pembangun tubuh bayi.
3.             Lemak
Berfungsi sebagai penghasi kalor/energi utama, menurunkan resiko penyakit jantung di usia muda.
4.             Vitamin A
Vitamin yang sangat berguna bagi perkembangan penglihatan bayi.
5.             Zat Besi
Zat yang membantu pembentukan darah untuk menghindarkan bayi dari penyakit kurang darah atau anemia.
6.             Taurin
Neotransmitter yang baik untuk perkembangan otak anak anda.
7.             Laktobasilus
8.             Menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh bayi yang dapat menyebabkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan.
9.             Laktoferin
Menghambat perkembangan jamur kandida dan bakteri stafilokokus yang merugikan kesehatan bayi.
10.         Lisozim
Sangat bermanfaat untuk mengurangi karies dentis dan maloklusi serta dapat memecah dinding bakteri yang merugikan.
11.         Kolostrum
Zat penting yang mengandung banyak zat gizi dan zat pertahanan tubuh bayi dari serangan penyakit.
12.         AA dan DHA
Zat yang didapat dari perubahan omega-3 dan omega-6 yang berfungsi untuk perkembangan otak janin dan bayi.
c)             Air Susu Ibu dalam Mencegah Penyakit 
ASI, sangat penting dalam 'membentengi' bayi dari berbagai penyakit. Bayi yang baru lahir, tentu sangat rentan terhadap berbagai hal 'asing' yang selama kurang lebih 9 bulan tidak diterimanya sewaktu dalam kandungan.
ASI Mempunyai Daya Pruteksi dan Mengandung Antibodi Sejak tahun 1982 literatur medis telah mendata bahwa air susu setiap jenis mamalia termasuk manusia mempunyai daya proteksi terhadap turunannya karena mengandung antibodi terhadap berbagai antigen. Penelitian Chen dkk. dengan menggunakan formulir isian kepada para ibu dengan bayi yang berusia 18 bulan membuktikan bahwa bayi yang tidak pernah mendapat ASI 2 kali lebih sering masuk rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang mendapat ASI.
Selama di dalam kandungan janin mendapat zat protektif melalui plasenta. Setelah lahir suplai ini terhenti padahal sistem imunologis neonatus belum terbentuk/berfungsi sempurna, sehingga pemberian ASI memegang peran penting untuk mencegah infeksi. Imunoglobulin utama di dalam ASI adalah IgA yang dihasilkan atas respons migrasi limfosit dari usus ibu sehingga mencerminkan antigen enterik dan respiratorik ibu; ini memberikan proteksi terhadap patogen yang ada pada ibunya karena sistem imunologis bayi masih imatur. ASI juga mengandung faktor proteksi yang bukan termasuk sistem imunologik seperti lisozim, laktoferin, oligosakarida, asam lemak yang semuanya berperan selain sebagai faktor protektif juga mengandung beberapa faktor untuk pertumbuhan serta pematangan sistem imun dan metabolik. ASI juga mengandung berbagai komponen anti-inflamasi seperti vitamin A, C, dan E, sitokin, enzim dan inhibitor enzim, prostaglandin E dan faktor pertumbuhan. Gorofalo dan Goldman (1999) juga menyatakan bahwa ASI mengandung hormon seperti insulin, tiroksin dan faktor pertumbuhan saraf. Ini semua tidak terdapat di dalam susu formula.
Berbagai penelitian epidemiologik menunjukkan bahwa pemberian ASI pada bayi mempunyai keuntungan terhadap kesehatan pada umumnya, pertumbuhan, perkembangan dan pengurangan risiko terkena penyakit akut dan kronik. penelitian membuktikan bahwa pemberian ASI mengurangi insidens dan atau beratnya diare, infeksi paru bagian bawah, otitis media, sepsis, meningitis bakterialis, botulism, infeksi saluran urogenitalis dan enterokolitis nekrotikans.
Hampir 90% kematian balita terjadi di negara berkembang dan lebih darti 40% kematian disebabkan diare dan ISPA, penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian ASI eksklusif. ASI telah terbukti sangat bermanfaat dalam mencegah berbagai penyakit seperti: 
1.             Infeksi saluran cerna baik akut maupun kronik 
2.             Infeksi saluran cerna lainnya 
3.             Infeksi saluran nafas 
4.             Mengandoog anti-virus dan anti-bakteri 
5.             faktor anti-parasit 



d)            Pentingnya ASI Eksklusif 6 Bulan
WHO, Uniceff dan juga Department Kesehatan RI melalui SK Menkes tahun 2004. Telah menetapkan rekomendasi pemberian ASI Ekslusif selama 6 bulan.  Mengapa ASI Ekslusif Harus 6 Bulan?
a.              ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi hingga ia berusia enam bulan. ASI adalah makan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah untuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu menyerapan nutrisi.
b.             Menunda pemberian makanan padat memberikan perlindungan yang lebih baik pada bayi terhadap berbagai penyakit. Meskipun bayi terus menerima imunitas melalui ASI selama mereka terus disusui, kekebalan paling besar diterima bayi saat dia diberikan ASI eksklusif. ASI memiliki kandungan 50+ faktor imunitas yang sudah dikenal, dan mungkin lebih banyak lagi yang masih tidak diketahui. Satu studi memperlihatkan bayi yang diberikan ASI eksklusif selama 4 bulan+ mengalami infeksi telinga 40% lebih sedikit daripada bayi yang diberi ASI ditambah makanan tambahan lain. Probabilitas terjadinya penyakit pernapasan selama masa kanak-kanak secara signifikan berkurang bila bayi diberikan ASI eksklusif setidaknya selama 15 minggu dan makanan pada tidak diberikan selama periode ini. (Wilson, 1998). Lebih banyak lagi studi yang juga mengaitkan tingkat eksklusivitas ASI dengan meningkatnya kesehatan (lihat faktor imunitas pada susu manusia dan Resiko pemberian makanan instan).
c.              Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada sistem pencernaan bayi untuk berkembang menjadi lebih matang. Biasanya bayi siap untuk makan makanan padat, baik secara pertumbuhan maupun secara psikologis, pada usia 6 – 9 bulan. Bila makanan padat sudah mulai diberikan sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan dapat menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan (gangguan pencernaan, timbulnya gas, konstipasi dll)
d.             Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada bayi agar sistem yang dibutuhkan untuk mencerna makanan padat dapat berkembang dengan baik
e.              Menunda pemberian makanan padat mengurangi resiko alergi makanan.
f.              Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari anemia karena kekurangan zat besi. Pengenalan suplemen zat besi dan makanan yang mengandung zat besi, terutama pada usia enam bulan pertama, mengurangi efisiensi penyerapan zat besi pada bayi. Bayi yang sehat dan lahir cukup bulan yang diberi ASI eksklusif selama 6-9 bulan menunjukkan kecukupan kandungan hemoglobin dan zat besi yang normal.
g.             Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari resiko terjadinya obesitas di masa datang
h.             Menunda pemberian makanan padat membantu para ibu untuk mejaga kesediaan ASI mereka.
i.               Menunda makanan padat membantu memberi jarak pada kelahirn bayi.

B.            Pengaturan Kelahiran
1)             Pengertian Pengaturan Kelahiran
Pengaturan kelahiran, yang dikenal pula sebagai kontrasepsi dan pengaturan fertilitas, merupakan metode atau alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan. Perencanaan, pembekalan, dan penggunaan kontrasepsi disebut keluarga berencana. Seks aman, seperti penggunaan kondom wanita atau pria, juga dapat membantu mencegah infeksimenular seksual. Metode pengaturan kelahiran telah digunakan sejak zaman dahulu, tetapi metode yang efektif dan aman baru tersedia pada abad ke 20. Pada beberapa kebudayaan akses pada kontrasepsi dibatasi karena dianggap tidak seesuai baik secara moral maupun politik.
Metode kontrasepsi yang paling efektif adalah sterilisasi dengan vasektomi pada pria dan pengikatan tuba/saluran falopii pada wanita, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) dan kontrasepsi implan (susuk KB).Ini disusul dengan sejumlah kontrasepsi hormonal termasuk pil oral, koyo, cincin vagina, dan suntik. Metode yang kurang efektif termasuk barier seperti kondom, diafragma, dan sponge kontrasepsi serta metode keluarga berencana alamiahs. Metode yang kurang efektif yaitu spermisida dan sanggama terputus oleh pria sebelum ejakulasi. Sterilisasi, walaupun sangat efektif, biasanya tidak reversibel; semua metode lain bersifat reversibel, sebagian besar segera setelah dihentikan.[7] Kontrasepsi darurat dapat mencegah kehamilan dalam beberapa hari setelah hubungan seks tanpa perlindungan. Ada yang menganggap pantang berhubungan seks sebagai kontrasepsi, tetapi pendidikan seks yang hanya mengandalkan pantangdapat meningkatkan kehamilan di usia remaja jika tidak disertai pendidikan kontrasepsi.
Dalam remaja, kehamilan mempunyai risiko lebih besar berakhir buruk. Pendidikan seks yang komprehensif dan akses pada kontrasepsi menurunkan tingkat kehamilan yang tidak diinginkan pada kelompok usia ini.[10][11] Walaupun semua bentuk kontrasepsi dapat digunakan oleh orang muda,[12] metode kontrasepsi reversibel jangka panjang seperti implan, AKDR/IUD, atau cincin vagina secara khusus bermanfaat dalam menurunkan tingkat kehamilan remaja. Setelah melahirkan, wanita yang tidak menyusui secara eksklusif dapat hamil lagi dalam empat hingga enam minggu. Beberapa metode kontrasepsi dapat dimulai segera setelah melahirkan, tetapi yang lain perlu ditunda hingga enam bulan. Bagi yang menyusui secara eksklusif metode progestin lebih dipilih dibandingkan dengan kontrasepsi oral kombinasi. Bagi yang telah mencapai menopause disarankan untuk meneruskan kontrasepsi hingga setahun setelah menstruasi terakhir.

2)             Metode Pengaturan Kelahiran
Metode kontrasepsi meliputi metode barier, kontrasepsi hormonal, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), sterilisasi, dan metode perilaku. Metode ini digunakan sebelum atau selama berhubungan seks sedangkan kontrasepsi darurat efektif hingga beberapa hari setelah berhubungan seks. Efektivitas biasanya dinyatakan sebagai persentase wanita yang hamil setelah menggunakan metode yang diberikan selama tahun pertamanya dan kadang-kadang sebagai tingkat kegagalan seumur hidup di antara metode dengan efektivitas tinggi, seperti pengikatan tuba/saluran falopii.
Metode yang paling efektif adalah yang tahan lama dan tidak memerlukan kunjungan perawatan kesehatan secara terus-menerus. kontrasepsi mantap, kontrasepsi implan, dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) memiliki tingkat kegagalan pada tahun pertama kurang dari 1%. Pil kontrasepsi hormonal, koyo atau cincin, dan metode amenore laktasi (MAL), bila digunakan dengan ketat, juga memiliki tingkat kegagalan pada tahun pertama (atau untuk MAL, enam bulan pertama) kurang dari 1%. Dengan penggunaan yang tidak tepat, tingkat kegagalan pada tahun pertama cukup tinggi, yaitu pada kisaran 3-9%. Metode lain seperti pemahaman fertilitas (metode kalender), kondom, diafragma, dan spermisida memiliki tingkat kegagalan pada tahun pertama yang lebih tinggi, bahkan dengan penggunaan yang tepat.
Meskipun semua metode kontrasepsi memiliki kemungkinan efek yang tidak diinginkan, risikonya lebih kecil dibandingkan risiko kehamilan. Setelah menghentikan atau mencabut berbagai metode kontrasepsi, termasuk kontrasepsi oral, AKDR, implan (susuk) dan suntikan, tingkat kehamilan pada tahun berikutnya sama dengan mereka yang tidak menggunakan kontrasepsi.
3)             Perlindungan Ganda
Perlindungan Ganda adalah metode yang digunakan untuk mencegah infeksi yang ditularkan secara seksual dan juga kehamilan. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan kondom saja atau digabungkan dengan alat KB lain atau dengan menghindari seks penetratif. Jika kehamilan menjadi kekhawatiran utama, penggunaan kedua metode dalam waktu yang bersamaan masih dapat diterima, dan dua jenis alat KB yang direkomendasikan bagi yang mengonsumsi obat anti-jerawat isotretinoin, karena obat tersebut memiliki risiko tinggi terjadinya cacat lahir bila digunakan selama masa kehamilan.

C.           Kelainan Sistem Produksi
Gangguan Kelainan pada Alat Reproduksi Pria Wanita Gangguan Kelainan pada Alat Reproduksi Pria Wanita- Sistem reproduksi manusia dapat mengalami gangguan, baik disebabkan oleh kelainan maupun penyakit. Gangguan sistem reproduksi dapat terjadi baik pada wanita maupun pria.
1.             Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
Gangguan pada sistem reproduksi wanita dapat berupa gangguan menstruasi, kanker genitalia, endometriosis, dan infeksi vagina.
a.              Gangguan menstruasi
Gangguan menstruasi terdiri atas amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya manarkhe (menstruasi) sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual sekunder. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang telah mengalami siklus menstruasi.
b.             Kanker genitalia
Kanker genitalia pada wanita dapat terjadi pada vagina, serviks, dan ovarium. Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya, mungkin karena iritasi yang disebabkan oleh virus. Pengobatannya dengan kemoterapi dan bedah laser. Kanker serviks terjadi bila pertumbuhan sel-sel yang abnormal di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dengan pengangkatan uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina, dan kelenjar limfa panggul. Kanker ovarium gejalanya tidak jelas. Biasanya dapat berupa rasa pegal pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan, atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganannya dengan kemoterapi dan pembedahan.
c.               Endometriosis
Endometriosis adalah keadaan di mana jaringan endometrium terdapat di luar rahim, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk, atau jalur di luar rahim. Gejalanya berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit, dan nyeri pada saat menstruasi. Jika tidak ditangani akan menyebabkan sulit terjadinya kehamilan. Penanganannya dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi, atau bedah laser.
d.             Infeksi vagina
Gejalanya berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi ini menyerang wanita usia produktif terutama yang menikah. Penyebabnya adalah akibat hubungan kelamin.
e.              Penyempitan Saluran Telur/Oviduk
Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit terjadi.
f.              Kemandulan/infertilitas
Dalam keadaan normal, seorang laki-laki yang mengalami ejakulasi mengeluarkan cairan semen atau mani sebanyak 4 mililiter setiap kalinya. Dalam 4 ml mani tersebut terkandung 120 juta ekor sperma. Jumlah ini memiliki peluang untuk dapat membuahi sel telur. Apabila kandungan sperma di bawah angka 120 juta dalam setiap ejakulasi, sudah termasuk tidak subur atau kategori mandul. Bagi wanita, kesuburan ditandai dengan matangnya satu buah sel telur sekali dalam sebulan. Jika dalam perjalanan hidupnya tidak setiap bulan sel telur yang siap dibuahi, wanita tersebut dikategorikan kurang subur atau mandul.
g.             Kanker Cerviks (Mulut Rahim)
Gangguan ini dialami oleh wanita. Kanker leher rahim adalah kanker yang menyerang leher rahim perempuan melalui tahap-tahap pra-kanker (displasia ringan), displasia berat, kanker yang belum menyebar dan kanker yang akan menyebar. Pada stadium lanjut, kanker ini memiliki gejala pendarahan setelah senggama, pendarahan setelah menopouse dan keputihan atau keluar cairan kekuningkuningan, berbau dan bercampur dengan darah.
h.             Kanker Payudara
Penyakit ini juga rentan menyerang wanita. Seorang wanita yang tidak pernah menyusui besar kemungkinan dapat menderita penyakit ini.
i.               Kanker Ovarium
Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang indung telur kiri atau kanan, atau kedua-duanya. Kanker indung telur biasanya menyerang perempuan yang sudah menopouse (berumur 50 tahun ke atas).
j.               Hamil Anggur (Mola Hidalidosa)
Hamil anggur merupakan suatu kehamilan yang tidak berisi janin, tetapi berisi gelembunggelembung mola dan bekuan darah. Hamil anggur dapat menyebabkan kesakitan atau kematian karena pendarahan, tembusnya dinding rahim oleh proses mola dan infeksi.
Kanker Prostat Kanker prostat adalah kanker yang menyerang kelenjar prostat pada pria. Kanker ini menyebabkan sel-sel dalam kelenjar prostat tumbuh abnormal dan tidak terkendali. Kanker prostat biasanya menyerang pria usia 60 tahun ke atas. l. Condiloma Accuminata Penyakit condiloma accuminata disebabkan oleh virus Human papilloma. Penyakit ini ditandai dengan timbulnya kutil yang dapat membesar dan akhirnya dapat menimbulkan kanker mulut rahim.
2.             Gangguan pada sistem Reproduksi Pria
Gangguan pada sistem reproduksi pria dapat berupa hipogonadisme, kriptorkidisme, prostatitis, epididimitis, dan orkitis.
a.              Hipogonadisme, merupakan penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan estrogen. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi, dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganannya dapat dilakukan dengan terapi hormon.
b.             Kriptorkidisme, merupakan kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam scrotum pada waktu bayi. Penangannya dapat dilakukan dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang testoteron.
c.              Uretritis, peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Penyebabnya adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum, atau virus herpes.
d.             Prostatitis, merupakan peradangan prostat. Penyebabnya adalah bakteri Escherichia coliataupun bukan bakteri.
e.              Epididimitis, merupakan infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Penyebabnya adalah E. coli dan Chlamydia. f. Orkitis, merupakan peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
f.              Impotensi
Kelainan ini dialami oleh laki-laki, yaitu suatu keadaan penis yang tidak dapat melakukanereksi (tegang), sehingga sulit untuk melakukan kopulasi (fertilisasi). Biasanya impotensi disebabkan oleh faktor hormonal, yaitu terhambatnya fungsi hormon reproduksi, bisa juga disebabkan oleh faktor psikologis atau emosional seseorang.
g.             Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, penyakit ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual, transfusi darah, atau luka mikroskopis.
h.             Gonorhoe (kencing nanah)
Penyakit gonorhoe adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Penyakit kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar cairan berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut uretra bengkak dan agak merah.
i.               Sifilis (Raja singa)
Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini menular melalui hubungan seksual. Gejala yang timbul adalah luka pada kemaluan, bintik atau bercak merah di tubuh, kelainan saraf, jantung, pembuluh saraf, dan kulit.




BAB III
PENUTUP

A.           Kesimpulan
Air susu ibu (ASI) sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang dapat diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang dilahirkannya. Selain komposisinya yang sesuai untuk pertumbuhan bayi yang bisa berubah sesuai dengan kebutuhan pada setiap saat, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat menghindari bayi dari berbagai penyakit infeksi. Pemberian ASI juga mempunyai pengaruh emosional yang luar biasa yang mempengaruhi hubungan batin ibu dan anak dan perkembangan jiwa si anak. Pula terdapat hubungan yang bermakna antara menyusui dan penjarangan kelahiran, belum lagi keuntungan ekonomis. 
Pengaturan kelahiran, yang dikenal pula sebagai kontrasepsi dan pengaturan fertilitas, merupakan metode atau alat yang digunakan untuk mencegah kehamilan Metode kontrasepsi meliputi metode barier, kontrasepsi hormonal, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), sterilisasi, dan metode perilaku. Metode ini digunakan sebelum atau selama berhubungan seks sedangkan kontrasepsi darurat efektif hingga beberapa hari setelah berhubungan seks. Efektivitas biasanya dinyatakan sebagai persentase wanita yang hamil setelah menggunakan metode yang diberikan selama tahun pertamanya dan kadang-kadang sebagai tingkat kegagalan seumur hidup di antara metode dengan efektivitas tinggi, seperti pengikatan tuba/saluran falopii.
Gangguan Kelainan pada Alat Reproduksi Pria Wanita Gangguan Kelainan pada Alat Reproduksi Pria Wanita- Sistem reproduksi manusia dapat mengalami gangguan, baik disebabkan oleh kelainan maupun penyakit. Gangguan sistem reproduksi dapat terjadi baik pada wanita maupun pria.
Gangguan pada Sistem Reproduksi Wanita
a.              Gangguan menstruasi
b.             Kanker genitalia
c.               Endometriosis
d.             Infeksi vagina
e.              Penyempitan Saluran Telur/Oviduk
f.              Kemandulan/infertilitas
g.             Kanker Cerviks (Mulut Rahim)
h.             Kanker Payudara
i.               Kanker Ovarium
j.               Hamil Anggur (Mola Hidalidosa)
Gangguan pada sistem Reproduksi Pria
a.              Hipogonadisme
b.             Kriptorkidisme
c.              Uretritis
d.             Prostatitis
e.              Epididimitis
f.              Impotensi
g.             Sifilis
h.             Gonorhoe (kencing nanah)
i.               Sifilis (Raja singa)








DAFTAR PUSTAKA


http://hamsahpk4.blogspot.co.id/2013/10/makalah-gangguan-sistem-reproduksi.html diunduh pada hari senin tanggal 18 April 2016 pukul 16.00 WIB
http://jagadsatria2.blogspot.co.id/2015/01/makalah-masyailul-fiqiyah-keluarga.html diunduh pada hari senin tanggal 18 April 2016 pukul 16.50 WIB
http://kti-akbid.blogspot.co.id/2011/03/makalah-air-susu-ibu-asi.html diunduh pada hari senin tanggal 18 April 2016 pukul 16.07 WIB
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengaturan_kelahiran diunduh pada hari senin tanggal 18 April 2016 pukul 16.20 WIB
http://web.unair.ac.id/admin/file/f_35969_wan-123.pdf  diunduh pada hari senin tanggal 18 April 2016 pukul 16.40 WIB